Selasa, 30 September 2025

Jusuf Kalla Beri Catatan Terkait Persoalan Bangsa Saat Bertemu Mahfud MD Cs

Wakil Presiden Jusuf Kalla membeberkan catatan terkait persoalan bangsa saat menerima Mahfud MD, Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Alwi Shihab

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD, Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Alwi Shihab, Alissa Wahid dan Romo Benny Susetyo, sambangi di kediaman dinas Wapres JK, Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2019) sore. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla membeberkan catatan terkait persoalan bangsa saat menerima Mahfud MD, Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Alwi Shihab, Alissa Wahid, dan Romo Benny Susetyo di rumah dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2019) sore.

Jusuf Kalla melakukan pertemuan tertutup dengan rombongan Gerakan Suluh Kebangsaan yang dipimpin Mahfud MD.

Mahfud MD menuturkan, pihaknya meminta Jusuf Kalla untuk memberikan masukan atas persoalan bangsa yang ada saat ini.

Baca: Ada Kisah Menarik di Balik Slip Gaji Bupati Rp 5,9 Juta, Dimasukkan Kamar Mayat Overdosis Narkoba

Ada catatan yang diungkap Jusuf Kalla terkait persoalan kebangsaan.

Pertama, masalah kemiskinan dan ketimpangan.

"Tantangan utama kita (Indonesia) itu adalah masalah kemiskinan dan ketimpangan meskipun kemiskinan dan ketimpangan itu dari waktu ke waktu sudah dikurangi tapi tetap menjadi masalah," kata dia.

Baca: Ariel Noah Gandeng Seorang Wanita Saat Menonton Konser Marcell Siahaan di Balai Sarbini

Kedua, masalah politik yang dinamis di kalangan non elite, apalagi bersinggungan dengan persoalan ekonomi, seperti kasus di tanah Papua.

"Menurut pak JK tidak pernah ada yang bisa menyelesaikan dengan baik, sepanjang 74 tahun merdeka, kalau masalah politik dan ekonomi itu bertemu sebagai masalah di saat yang bersamaan," kata Mahfud.

Mahfud MD pun menuturkan maksud dan tujuan mereka menemui Jusuf Kalla.

Kedatangannya bersama rombongan untuk memberikan apresiasi langsung kepada Jusuf Kalla yang sebentar lagi akan meninggalkan jabatan sebagai wakil presiden.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut berharap Jusuf Kalla dapat terus mengabdi kepada bangsa dan negara meskipun sudah tidak lagi berada dalam jajaran pemerintahan.

Baca: Redam Emosi Irma Suryani pada Rocky Gerung, Presenter Sampai Lakukan Hal Berikut: Sabar Dulu Bu Irma

Baca: UU KPK Berlaku, Ruhut Sitompul Minta Masyarakat Tak Salahkan Jokowi: KPK Itu Sekarang Sudah Beda

Baca: Densus 88 Temukan Bahan Kimia Berbahaya Saat Geledah Rumah Terduga Teroris di Cirebon

"Kita mengucapkan selamat ke Pak Jusuf Kalla dan berharap Pak JK memberikan pengabdiannya kepada bangsa dan negara di manapun posisinya. Karena orang seperti beliau akan selalu ditunggu perannya untuk bangsa dan negara," ucap Mahfud.

Dalam pertemuan tertutup tersebut, Mahfud MD dan para tokoh suluh kebangsaan meminta masukan terkait persoalan kebangsaan.

"Kami tadi minta nasihat-nasihat apa sih masalah ke depan berdasarkan catatan Pak JK," katanya.

Masa jabatan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden tinggal menghitung hari.

Tepat 20 Oktober 2019, jabatan yang telah diduduki Jusuf Kalla selama 5 tahun akan diganti dengan sosok wapres terpilih Maruf Amin.

Jusuf Kalla mengaku setelah pensiun dari pemerintahan, ia akan aktif pada kegiatan sosial dan keagamaan.

Ucapan perpisahan Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri Kabinet Kerja.

Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat acara silahturahmi Presiden bersama Wakil Presiden dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

"Saya minta maaf ada hal-hal yang belum sempurna. Bagi teman-teman yang akan mengemban tugas bersama Presiden lagi, saya sampaikan selamat bekerja," ucap Jusuf Kalla.

"Semoga semuanya sukses kita doakan," tambah Jusuf Kalla.

Baca: Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Kawasan Berikat pada Perusahaan Pengolah Biji Nikel

Baca: Rumah Tangganya Sering Diterpa Gosip Miring, Raffi Ahmad: Terserah Netizen Mau Bilang Apa!

Baca: Pemerintah Berhasil Turunkan Angka Prevalensi Stunting

Sementara bagi menteri yang nantinya tidak menjabat lagi, Jusuf Kalla meminta untuk turut mendukung dan memberikan pandangan kepada pemerintah dalam memajukan Indonesia.

"Teman-teman yang ikut sama saya artinya istirahat, kita lanjutkan mendukung beri pandangan dan juga harapan kepada presiden," ucap Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla pun menyampaikan ucapan terimakasih kepada Jokowi dipercaya menjadi wakilnya selama lima tahun.

"Saya ucapkan terima kasih karena tanpa dorongan dan petunjuk bapak presiden, tidak akan bisa mengacapai hal-hal seperti ini," kata Jusuf Kalla.

Mediator konflik

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan segera memasuki akhir jabatannya atau purna tugas pada 19 Oktober mendatang. 

Terkait hal itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menggelar acara tradisi pengantar purna tugas bagi orang nomor dua di Indonesia tersebut. 

Tito mengatakan acara ini adalah wujud penghargaan dan penghormatan Korps Bhayangkara atas pengabdian JK selama menjabat. 

Ia pun menyinggung bahwa sosok JK kerap dikenal sebagai mediator dalam berbagai konflik. Tak hanya itu, Tito menilai JK sebagai pengusaha sukses yang bersih. 

"Beliau mediator dalam berbagai konflik. Beliau adalah pengusaha yang sukses, bukan pengusaha sukses biasa, tapi konglomerasi yang sukses dan bersih," ujar Tito, dalam sambutannya, di Auditorium PTIK, Jl Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).

Baca: Mufidah Kalla Ungkap Jusuf Kalla Selalu Tidak Mau Berpakaian Sama Dengannya, Singgung Pemain Band

Mantan Kapolda Metro Jaya itu berkali-kali memuji suami dari Mufidah Jusuf Kalla tersebut.

Baginya, profesionalisme JK membuat yang bersangkutan kerap dipercaya mengemban jabatan strategis sehingga karir politiknya pun terbilang sukses. 

"Beliau adalah birokrat yang sangat matang, pernah jadi Kabulog, Menko (Menteri Koordinator). Yang fenomenal, satu-satunya wakil presiden yang menjabat dua kali," kata dia. 

Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu turut mencermati bahwa sosok JK sangatlah diterima di semua kalangan.

Bahkan dari kalangan garis keras yang berseberangan pendapat pun tetap menerima JK.

"Beliau juga aktif dalam DMI, yang ngurus masjid di Indonesia. Jadi di mana saja diterima, NU kader, di Muhammadiyah beliau tokoh. Termasuk di kalangan garis keras, bisa diterima juga. Meskipun tidak harus satu pendapat," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved