Pelantikan Jokowi & Maruf Amin
Pengamat: Belum Ada Indikator Kuat Gagalkan Pelantikan Jokowi
"Saya belum melihat adanya indikator kuat untuk menggagalkan pelantikan Presiden Jokowi 20 Oktober," katanya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Indonesian Public Institue (IPI) Karyono Wibowo menilai berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini tidak untuk menggagalkan pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
Karyono mencontohkan bagaimana kejadian peristiwa di Papua, demonstrasi mahasiswa menolak sejumlah RUU hingga penusukan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang tidak akan berpengaruh terhadap pelantikan presiden.
Baca: KPK Tetap Eksis Meski UU Baru Berlaku 17 Oktober
Hal itu disampaikan Karyono dalam diskusi bertajuk 'Menakar Situasi Polhukam Mejelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
"Saya belum melihat adanya indikator kuat untuk menggagalkan pelantikan Presiden Jokowi 20 Oktober. Dan saya tak yakin ada aksi yang bisa menggagalkan," ujar Karyono Wibowo.
Karyono menyebut paling tidak ada dua tujuan utama maraknya peristiwa akhir-akhir ini.
Pertama, ingin menganggu stabilitas negara.
Kedua, mendelegitimasi pemerintahan Jokowi di periode selanjutnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa pelantikan 20 Oktober mendatang bukan persoalan Jokowi - Maruf Amin.
Baca: Bamsoet Laporkan Hasil Rakor Persiapan Pelantikan Presiden ke Maruf Amin
Sebab, Karyono menyebut jika Prabowo - Sandiaga Uno sebagai pemenang Pilpres, maka upaya penggagalan pelantikan tak bisa dibenarkan karena itu inkonstitusional.
"Entah Jokowi atau Prabowo yang menang, tak boleh ada upaya menggagalkan pelantikan. Kalau melakukan itu, berarti anti-demokrasi dan melakukan tindakan inkonstitusional," ucap Karyono.