Jumat, 3 Oktober 2025

Menkopolhukam Wiranto Diserang

Pelaku Penusukan Wiranto Pegang Pisau dengan teknik 'Handback', Pengamat Teroris: Dia Termasuk Ahli

Pelaku Penusukan Wiranto Pegang Pisau Kunai dengan teknik 'Handback', Pengamat Teroris: Dia Termasuk Ahli

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Tiara Shelavie
kolase tribunnews
Senjata pisau mirip kunai dan momen Wiranto ditusuk, Kamis (10/10/2019). 

Pelaku Penusukan Wiranto Pegang Pisau Kunai dengan teknik 'Handback', Pengamat Teroris: Dia Termasuk Ahli

TRIBUNNEWS.COM - SA dan FA bersekongkol melakukan penusukan terhadap Wiranto saat Menko Polhukam tersebut menghadiri sebuah acara di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

SA dan FA, suami istri pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto dengan menggunakan pisau kunai.

Pisau yang digunakan pelaku SA dan FA ini sering muncul dalam serial animasi Naruto.

Berdasarkan foto yang beredar, pisau yang digunakan pelaku memiliki ukuran yang kecil.

Pisau yang diduga digunakan pelaku untuk menyerang Menkopolhukam Wiranto
Pisau yang diduga digunakan pelaku untuk menyerang Menkopolhukam Wiranto (Istimewa)

Pisau berwarna hitam tersebut memiliki ujung yang runcing.

Kemudian terdapat bagian yang digunakan untuk menggegam dililit dengan tali yang berwarna merah.

Pada umumnya penggunaan pisau kunai yang digunakan pelaku dengan cara dilempar.

Baca: Anggota TNI Dicopot dari Jabatan Gegara Ulah Istri, Ini Daftar Syarat Nikahi Tentara, Nggak Gampang!

Baca: Terungkap Perintah Abu Rara Pada Istrinya Sebelum Tusuk Wiranto: Kamu Tusuk Polisinya

Baca: Zulkifli Hasan Sebut Wiranto Sudah Bisa Bicara Jelas dan Mulai Belajar Berdiri dan Duduk

Menurut pengamat teroris, Ridwan Habib menilai jika pelaku termasuk ahli.

Hal tersebut lantaran sang pelaku menggunkan teknik 'handback' dalam melancarkan aksinya untuk menusuk Wiranto.

"Dia pakai pisau dengan cara handback. Padahal biasanya orang memakai pisau itu menusuk ke depan. Namun dengan keahliannya, dia pakai pisau dengan cara handback sehingga tikamannya lebih kuat dan bisa berulangkali," jelas Ridwan Habib, Kamis (10/10/2019),

Tak hanya Wiranto, petugas keamanan lainnya yang mengawal Menko Polhukam juga terkena imbasnya.

"Pelaku benar-benar terlatih," katanya.

Ridwan Habib menyebut pelaku adalah bagian jaringan JAD.

Baca: Penyebab Meninggal Akbar Alamsyah Jadi Misteri, Ini Beda Kronologi Pihak Keluagra dan Kepolisian

Baca: Kolonel HS Dicopot dari Jabatan Gegara Kicauan Istri Soal Wiranto, Baru 2 Bulan Jadi Dandim Kendari

Baca: Dapat Pengalaman Tak Terduga Saat Jadi Ajudan Menko Polhukam, Dian Sidik Ungkap Sisi Lain Wiranto

Pelaku lolos dari penangkapan aparat kepolisian.

Sebelumnya, polisi sudah melakukan penangkapan jaringan JAD di Bekasi, Salatiga dan beberapa tempat lainnya.

Jaringan JAD yang dalam kondisi terdesak menyerang simbol negara dengan bahan seadanya.

Oleh sebab itu, pelaku yang berjumlah dua orang itu menyerang Wiranto menggunakan pisau kunai.

Berbeda dengan JAD, kelompok JAT melakukan serangan dengan matang.

"Tapi kalau JAD, mereka gunakan bahan seadanya. Seperti bom pipa, senjata api, dan sekarang pakai pisau kunai," ucapnya.

Tertangkapnya pasangan FA dan SA ini sempat menghebohkan tetangganya.

Baca: Sosok Irma Nasution, Istri Anggota TNI yang Nyinyir Wiranto di Mata Sahabat: Primadona Sewaktu SMA

Baca: Unggahan Istri Soal Wiranto Sebabkan 3 Personel TNI Dicopot, Bagaimana Sikap TNI dalam Hal Politik?

Keduanya yang tinggal di rumah kontakan di Kecamatan Meses dikenal tertutup.

Menurut Sheny, warga Kampung Sawah, RT 04/01, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten ini mengungkapkan kejanggalan kedua pasangan tersebut.

Sheny mengatakan jika ia mendapat kabar dari anak kedua pelaku jika orang tuanya tersebut memiliki pistol.

Saat itu, Shenny hendak membeli pulsa.

Ia melihat pistol dan sejumlah buku agama di rumah tersebut.

"Saya lihat ada pistol, kata anaknya yang umur 13 tahun itu punya Abi (pelaku pria)," kata Shenny di Kampung Sawah, Kamis (10/10/2019), dikutip dari Kompas.com.

Baca: Profil Kolonel Kav Hendi Suhendi yang Dicopot dari Jabatan Dandim karena Istri Nyinyir soal Wiranto

Baca: Aktor Ini Ternyata Sempat Jadi Ajudan Pribadi Wiranto, Jujur Beber Sosok Seperti Apa Menkopolhukam

Berdasarkan penuturan Ketua RT setempat, Mulyadi, kedua pelaku itu mengontak rumah sejak Februari 2019.

Awal menempati rumah itu, SA datang bersama anaknya yang perempuan berusia 13 tahun.

"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulan lah, pertama masuk dia yang laki-laki bernama Syahril Alamsyah sama anaknya perempuan umur sekitar 13 tahun," kata Mulyadi kepada Kompas.com.

Saat itu, SA tidak membawa sang istri.

Tiga bulan kemudian, sekitar bulan Agustus, SA meminta izin akan menikah di Bogor.

"Dia minta izin menikah di Bogor, pas balik lagi ke sini sudah bawa istri, bercadar, sekitar 19-20 tahunan," kata Mulyadi.

Baca: FAKTA-FAKTA Pencopotan 3 Anggota TNI karena Istri Nyinyir Soal Wiranto, Mulai dari Isi Postingannya

Baca: Kondisi Istri Peltu YNS Usai Diperiksa Akibat Komentar Nyinyir Soal Wiranto

Kepada Mulyadi, SA mengaku bekerja sebagai pengusaha bisnis online.

Barang yang ia jual berbagai macam seperti madu, pakaian anak-anak, pulsa, dan travel.

Mulyadi tidak menaruh curiga kepada keluarga tersebut.

Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai ketua RT seperti menanyakan identitas dan pekerjaan sehari-hari.

Ketika SA ditangkap, Mulyadi kaget kerena tak menyangka jika salah satu warganya masuk dalam jaringan teroris JAD.

(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved