Sekjen PDIP: Kemajuan Teknologi Jangan Dipakai Untuk Memecah Belah Bangsa
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengimbau semua pihak untuk bijak dalam menggunakan sosial media.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengimbau semua pihak untuk bijak dalam menggunakan sosial media.
Media sosial menurut Hasto tidak boleh digunakan untuk menyebarkan kebohongan dan kebencian.
"Kita harus hindari adanya hoaks, fitnah apalagi upaya memprovokasi," kata Hasto usai memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi DPD PDIP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pangkalpinang, Rabu (28/9/2019).
Hasto mengatakan, kemajuan teknologi harusnya digunakan untuk kepentingan kemanusiaan dan kebersamaan.
Baca: Pengakuan Terbaru Gebby Vesta: Kelas 6 SD Pernah Bolos Sekolah 1 Bulan hingga Dipukul Ayahnya
"Jangan sampai kemajuan teknologi dipakai untuk pecah belah bangsa," ujar Hasto.
Hasto menyebut, harapan itu disampaikan guna mengikuti perkembangan pembicaraan di sosial media khususnya terkait revisi sejumlah RUU di DPR serta demonstrasi di Wamena, Papua.
"Ini ada pemlintiran luar biasa, seolah-olah revisi UU KPK pun berarti pro pada korupsi. Padahal PDIP mempunyai kebijakan kader yang korupsi langsung dipecat seketika. Ini sangat disayangkan. Kita berharap kemajuan sosmed tidak dipergunakan untuk menyebarkan pemlintiran apalagi menyebarkan kebohongan," kata Hasto.
Baca: Dewas BPJS Ketenagakerjaan Luncurkan SiDewas
"Di Papua ada hoaks dan fitnah isu rasisme disebarluaskan melalui sosmed. Kemajuan teknologi informasi disalahgunakan untuk menyebarkan kebohongan yang membuat terciptanya kondisi tidak aman," lanjutnya.
Karena itu, Hasto mengatakan, PDI Perjuangan mengajak seluruh komponen bangsa untuk mewaspadai adanya pihak-pihak tertentu yang berupaya memecah belah bangsa.
Potensi adanya ancaman bagi keutuhan bangsa saat ini salah satunya berasal dari perkembangan sosial media yang digunakan secara tidak bertanggung jawab.
Baca: Pakar Pendidikan: Sebaiknya Pelajar Tidak Terlibat dan Dilibatkan Dalam Aksi Demonstrasi
“Seluruh rakyat Indonesia harus mewaspadai upaya adu domba internal bangsa. Apa yang terjadi di Wamena, dan banyaknya yang menggunakan isu revisi beberapa RUU di DPR harus dicermati agar tidak destruktif. Kritik dan aspirasi bebas di negara demokrasi, namun kerukunan dan keamanan nasional tetap harus dikedepankan," kata Hasto.
Atas dasar itu, menurut Hasto, benteng sosial-keamanan masyarakat harus diperkuat baik secara fisik maupun di jagad maya.
"Semua pihak diimbau untuk bijak menggunakan sosmed, hindari provokasi yang mengarah memecah belah bangsa," ucap Hasto.