Selasa, 30 September 2025

IPW: Pansel Tak Perlu Pertahankan Petahana Pimpinan KPK

IPW mengapresiasi langkah Pansel Capim KPK kembali mencoret petahana komisioner KPK.

Editor: Sanusi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Direktur Eksekutif Indonesian Police Watch Neta S Pane di Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu (5/5/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengapresiasi langkah Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) kembali mencoret petahana komisioner KPK.

Komisioner KPK Laode M Syarif tersingkir dan dinyatakan tidak lolos, setelah sebelumnya Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan yang tak lolos tes psikologi.

Satu-satunya petahana yang masih bertahan yaitu Alexander Marwata.

"IPW mendukung penuh langkah Pansel KPK yang sudah mencoret dua petahana dalam proses seleksi capim KPK dan diharapkan dalam proses seleksi selanjutnya petahana yang ada juga harus dicoret," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Minggu (25/8/2019).

Dia menjelasakan ada sejumlah alasan kenapa petahana harus dicoret. Pertama, jangan jadikan tradisi petahana bisa dua periode.

Kedua, dia menjelaskan, petahana tidak bisa menjaga soliditas KPK hingga terbelah menjadi "polisi India dan polisi Taliban".

Ketiga, petahana tidak mampu mewujudkan status audit keuangan KPK menjadi WTP, tapi hanya sebatas WDP.

Baca: Cerita Lengkap Pria Gendong Jenazah karena Ambulans Puskesmas Tak Bisa Dipakai

Baca: Viral, Pemuda 24 Tahun Nikahi Sinden Berusia 50 Tahun, Begini Ceritanya

"Status WDP bagi lembaga antirasua adalah sangat memalukan, karena menunjukkan lembaga antirasua itu tdk tertib keuangan atau anggaran dan berpotensi terjadi korupsi," jelasnya.

Keempat, kesemrawutan yang terjadi di KPK adalah wujud ketidakmampuan dan kegagalan petahana.

"Jika sudah demikian untuk apa dipertahankan lagi oleh Pansel," paparnya.

Lebih lanjut kata dia, hasil kerja keras pansel dalam melahirkan 20 dari 40 capim KPK patut dihargai semua pihak.

Memang kerja keras pansel ini belum final. Masih ada satu tahap lagi, yakni seleksi tahap wawancara, yang akan memilih 10 dari 20 capim yang tersisa.

"Dengan terpilihnya 20 orang ini, capim makin mengkristal menuju proses pemilihan figur figur yang profesional untuk menjadi pimpinan KPK ke depan," ucapnya.

Dari keterpilihan 20 figur capim ini makin terlihat bahwa akan masuk empat figur polisi dalam 10 besar.

"Untuk kemudian akan dipilih presiden 5 figur yang dua di antaranya nantinya adalah polisi," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved