Rusuh di Papua
Polda Papua Barat Tetapkan Tiga Tersangka Pembobol ATM dan Pembakar Bendera di Manokwari
Polda Papua Barat telah menetapkan tiga tersangka pada aksi kerusuhan yang terjadi di Manokwari.
TRIBUNNEWS.COM, MANOKWARI - Polda Papua Barat telah menetapkan tiga tersangka pada aksi kerusuhan yang terjadi di Manokwari.
Ketiga tersangka tersebut yakni dua pembobol ATM, berinisial MA dan DA, serta seorang pelaku pembakaran bendera merah putih, berinisial MI.
Kapolda Papua Barat, Brigjen Herry Rudolf Nahak mengatakan, ketiga tersangka melakukan tindak pidana saat unjuk rasa berlangsung.
"Kita sudah amankan dan tetapkan tiga pelaku sebagai tersangka. Dua tersangka penjarahan ATM di depan kantor MRP (Majelis Rakyat Papua), dan satu pembakar bendera," ungkap Herry dalam konfrensi pers, Jumat (23/8/2019).
Baca: Menilik Kediaman Aceng Fikri di Garut Usai Terciduk Satpol PP Bandung di Kamar Hotel
Baca: Klaim Tak Maksud Menekan Karena Kirim Ribuan Aparat ke Papua, Moeldoko: Ingin Memberikan Rasa Tenang
Baca: Dunia Internasional Kecam Brasil Tidak Serius Tangani Kebakaran Hutan Amazon
Herry menjelaskan, saat unjuk rasa berlangsung, tersangka memanfaatkan situasi dengan membobol dan menguras isi ATM.
"ATM dirusak, kemudian isi diambil dan dibakar. Kita dapat dua tersangka dan mereka juga sudah akui perbuatannya," jelas Herry.
Ketiga tersangka yang diketahui warga Manokwari, saat ini sudah diamankan di Mapolda Papua Barat.
Baca: Ini Pesan Khusus Raffi Ahmad untuk Jessica Iskandar dan Richard Kyle Sebelum Menikah
Baca: Disinggung Melaney soal Kemungkinan Jatuh Miskin, Hotman Paris: Aku Punya Otak, Enggak Sebodoh Itu
Herry menegaskan, ketiga tersangka berbeda dari pengunjuk rasa.
"Ini di luar pengunjuk rasa yah. Karena untuk rasa itu diperbolehkan, sudah diatur. Tapi pelaku ini memanfaatkan situasi untuk melakukan tindakan pidana," jelas dia.
Selain itu, Polda Papua juga telah membentuk tim untuk mencari pelaku pidana lainnya yang melakukan pembakaran dan perusakan sejumlah fasilitas saat unjuk rasa berlangsung.
"Unjuk rasa ada tindak pidana terjadi, terutama perusakan, pembakaran, dan penjarahan, kami sudah bentuk tim di bawah pimpinan Dirikrimun dan kapolres untuk mebyelidiki kasus ini," pungkasnya. (tribun-timur.com).
Tangkap pembbol ATM
epolisian mengamankan seorang terduga pelaku perusakan mesin ATM di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan perusakan dilakukan saat aksi unjuk rasa memprotes aksi diskriminatif dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
"Yang jelas (diamankan) satu (orang) dari Papua Barat terkait dengan aksi hari pertama, perusakan ATM di area gedung bekas kantor Gubernur Papua Barat," ujar Asep, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/8/2019).
Asep tidak merinci identitas pelaku dan status hukum yang bersangkutan apakah telah ditetapkan sebagai tersangka atau belum.
Baca: Fadli Zon Bandingkan Pengadaan Mobil Dinas Menteri dengan Seminar IMF di Bali
Baca: Ganjar Pranowo Pakai Adat Makassar: Busana Nusantara Kita Top Lho
Baca: Aliando Syarief Diinterogasi Putra Bungsu Dono Warkop
Baca: Mendagri Perintahkan Kepala Daerah di Papua dan Papua Barat Berkoordinasi dengan Aparat
Di sisi lain, mantan Kapolres Bekasi Kota itu juga tidak menjawab ketika ditanya perihal 34 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan di Timika, Papua, Rabu (21/8/2019) siang.
Diketahui, sebanyak 34 orang ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan yang terjadi di Timika, Papua, pada Rabu (21/8/2019) siang.
Awalnya, polisi mengamankan 45 orang pengunjuk rasa.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan, hanya 34 orang yang diproses hukum lebih lanjut.
Sejumlah orang tersebut diamankan karena diduga memblokir jalan dan memaksa meminta ban bekas dari sejumlah bengkel. Polisi juga menemukan bensin dan alat tajam serta bendera Bintang Kejora.
Kemudian, ada pula yang diamankan karena merusak Hotel Grand Mozza yang tak jauh dari Kantor DPRD Mimika.
Menkopolhukam bertemu sejumlah tokoh
Menteri Koordinator Politik, Hukum, Kemananan, (Menkopolhukam) Wiranto didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melaksanakan kunjungan kerja di Manokwari, Papua Barat, Kamis (22/8/2019).
Menkopolhukam, Kapolri, dan Panglima TNI menemui tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda Kabupaten Manokwari, di Swiss-Belhotel Manokwari.
Pertemuan dilakukan pasca-kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat.
Wiranto juga didampingi Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.

Dalam kesempatan tersebut Wiranto menyampikan kedatangannya bersama petinggi TNI-Polri bukan untuk mengawasi terkait kerusuhan, melainkan menyalami dan bersilaturahmi.
"Kita gembira bisa langsung menemui teman-teman semua di Sorong dan Manokwari. Tujuan kami datang ke sini bukan untuk mengawasi atau memata-matai, tapi menyalami saudara kita terutama setelah insiden yang kita sesalkan bersama," tutur Wiranto.
Wiranto mengatakan, sebelum bertolak ke Papua Barat, ia bersama Panglima TNI dan Kapolri telah menemui Presiden Joko Widodo terlebih dahulu.
Baca: Menteri Sofyan Djalil: Sudah Diputuskan, Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur
Baca: Legislator Gerindra Merasa Dilangkahi Pemerintah yang Putuskan Ibu Kota Baru di Kaltim
Baca: Program Diskon Khusus di Ajang Pameran Material dan Bahan Bangunan IndoBuildTech Fase ke-2
"Beliau berpesan, pertama sampaikan salam persaudaraan dari kepala negara kepada seluruh kepala daerah dan rakyat Papua dan Papua Barat," kata dia.
Lanjut Wiranto, insiden yang terjadi sebelumnya dan menyebabkan kerusuhan di beberapa daerah di Papua murni ulah oknum tertentu.

"Kita yakin insiden ini dipicu bukan karena kita tak menghormati saudara warga Papua, atau karena kita melecehkan. Pelecehan dan penghinaa disusul aksi demonstrasi yang sampai membakar, itu semua tak ada kesengajaan tapi ada oknum yang tak bisa menahan diri sampai terjadi begitu," kata dia.
"Ini perbuatan oknum yang memang hobinya begitu. Bertahun-tahun kami hadapi orang usil di medsos, karena memang medsos kita sudah terlalu bebas sekali," sambungnya.
Baca: Reaksi Prada DP Ketika Mendengar Dirinya Dituntut Penjara Seumur Hidup
Baca: Program Diskon Khusus di Ajang Pameran Material dan Bahan Bangunan IndoBuildTech Fase ke-2
Menurutnya, modal dalam menghadapi hasutan dan hinaan serta adu domba adalah sabar, berfikir positif, dan saling memafaatkan.
"Saya gembira kejadian penyulut emosi berlangsung cepat dan segera berakhir, karena kesadaran kita semua, bahwa itu tak perlu dilanjutkan," imbuhnya.

Lanjut Wiranto, perusakan fasilitas yang dilakukan di sejumlah daerah sangat disesalkan, karena infrastruktur itu dibangun dari keringat dan uang rakyat.
"Ini dibangun untuk kesejahteraan, butuh lama membangun tapi dirusak bisa satu jam saja. Ini pelajaran bagi kita. Kalau ada emosi karena oknum, kita selesaikan secara musyawarah mufakat, tidak perlu terpancing," harapnya.
"Dengan peristiwa kemarin itu, merupakan pelajaran berharga untuk kita sadari bahwa merawat kebersamaan dan persatuan itu sebuah keniscayaan. Mau tak mau harus dilaksanakan," pungkasnya. (tribun-timur.com)