Senin, 6 Oktober 2025

Indonesia Fokus Kembangkan Energi Terbarukan, Wapres JK Pun Beberkan Alasannya

JK pun membahas peran energi dalam kekuatan politik saat meletusnya perang antara koalisi negara Arab dengan Israel pada tahun 1970-an

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS/RINA AYU PANCA RINI
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (30/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memang tengah mengembangkan sektor energi khususnya untuk energi terbarukan (renewable energy), Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) pun menyebut ada tiga faktor yang menjadi isu penting.

Ketiga faktor tersebut adalah kebutuhan dalam penguatan ketersediaan energi, masalah yang muncul terkait lingkungan dan makin melonjaknya harga energi fosil.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam acara seminar 'Geopolitik Transformasi Energi'.

JK pun membahas peran energi dalam kekuatan politik saat meletusnya perang antara koalisi negara Arab dengan Israel pada tahun 1970-an.

Saat itu, kata JK, harga minyak masih berada pada angka di bawah USD 2 atau 2 dolar Amerika Serikat (AS).

"Energi itu menjadi bagian dari kekuatan politik setelah perang Arab-Israel pada Oktober 1974, waktu itu harga minyak baru 1 dolar (AS) 75 sen," ujar JK, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2019).

Baca: Polemik Perpanjangan Izin FPI, Hidayat Nur Wahid hingga Jusuf Kalla Beri Tanggapan

Namun kemudian, koalisi negara Arab akhirnya meningkatkan harga minyak beberapa kali lipat hingga mencapai angka USD 10 per barel, karena menyadari betapa pentingnya energi fosil untuk negara mereka.

Keputusan itu pun akhirnya mengejutkan banyak negara di dunia.

"Karena itu, negara-negara Arab bersatu untuk menaikkan harga minyak dari 1 dolar 75 sen menjadi 10 dolar, seluruh dunia (dibuat) terkejut," jelas JK.

Perlu diketahui, energi fosil kini semakin menjadi perhatian dunia karena banyak diperebutkan.

Tidak jarang, ketersediaan energi ini bisa memunculkan gesekan politik antar negara.

Ia kemudian menyebut dalam perkembangannya, harga minyak terus meningkat hingga mencapai harga tiga kali lipat per barel, pada tahun 1980.

"Dalam waktu 20 tahun kemudian, harga minyak naik dari USD 10 menjadi USD 30 per barel pada 1980," kata JK.

Baca: Selain untuk Gerakkan Mobil, Baterai di Outlander PHEV Juga Bisa Jadi Sumber Energi Rumah Tangga

Lalu terus melambung tinggi hingga mencapai harga yang fantastis yakni USD 147 pada 2008.

"Kemudian tahun 90 naik menjadi (USD) 70, dan akhirnya naik pada 2008 mencapai puncak, pernah harga minyak itu 147 dolar per barel," tegas JK.

Rumitnya persoalan yang muncul pada sektor energi ini, akhirnya membuat seluruh negara menerapkan kebijakan masing-masing untuk mengamankan sektor ini.

Satu diantaranya juga dilakukan Indonesia, yakni melalui pengembangan energi terbarukan.

"Karena itulah, maka kebijakan renewable energy (energi terbarukan) digunakan oleh semua negara di dunia," pungkas JK.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved