Selasa, 7 Oktober 2025

HUT Kemerdekaan RI

Anggota Paskibraka Pernah Keluhkan Soal Rok Ketat

Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi (rakor) pada 12 Juli 2019 lalu, mengacu pada pelaksanaan pendidikan kilat Paskibraka.

Alex Suban/Alex Suban
Foto ilustrasi: Anggota Paskibraka melaksanakan tugas pengibaran bendera merah putih pada upacara Peringatan detik-detik Proklamasi Hari Kemerdekaan RI ke-73 di Istana Merdeka, Jumat (17/8/2018) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan baru dalam keputusan untuk menerapkan penggantian busana untuk anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2019 Putri menjadi celana panjang mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh pun memberikan penjelasannya.

Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi (rakor) pada 12 Juli 2019 lalu, mengacu pada pelaksanaan pendidikan kilat (diklat) Paskibraka.

Rakor tersebut pun turut diikuti pihak terkait, sehingga ia menekankan bahwa keputusan itu tidak diambil secara sepihak.

Baca: Banyak Merenung, Berdzikir dan Puasa Senin Kamis di Penjara, Rey Utami Ingin Berhijab

Baca: Dituding Sebagai Jenderal Bermasalah, Irjen Pol Firli: Saya Selalu Diam

"Ini salah satu keputusan dalam rapat koordinasi pelaksanaan diklat paskibraka 12 Juli yang lalu, yang diikuti oleh pihak-pihak terkait, bukan keputusan sepihak. Ini juga didasarkan pada Perpres yang baru," ujar Asrorun.

Tentunya didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) yang baru yakni Perpres Nomor 71/2018 tentang Tata Pakaian pada Upacara Kenegaraan dan Acara Resmi. Pasal 4 pada Perpres ini mengatur penggunaan rok atau celana panjang bagi anggota Paskibraka perempuan.

Perlu diketahui, rakor itu diikuti sejumlah pihak yang terdiri dari panitia, pembina, dan pelatih dari Garnisun, Setpres, Kementerian Kominfo, PPI serta Kemenpora yang membahas terkait pelaksanaan pelatihan, pendidikan, hingga waktu penugasan.

Satu diantaranya yang menjadi pembahasan adalah mengenai seragam anggota Paskibraka Nasional 2019 putri.

Pembahasan mengenai seragam bukan tanpa sebab, hal itu karena peristiwa seragam terlalu ketat pernah dialami oleh anggota Paskibraka sebelumnya.

"Soalnya, dulu pernah ada yang kebesaran, dan ada yang ngepres (terlalu ketat pada tubuh)," jelas Asrorun.

Baca: Benarkah Syahrini Sudah Hamil Anak Reino Barack? Diduga Ini Alasan Kakak Aisyahrani Irit Bicara

Baca: Air Mata Sang Ayah untuk Jefri Nichol Setelah Lihat Kondisi Putranya Sepekan Hidup di Penjara

Baca: BERITA POPULER: Pria yang Bangkit dari Kematian Digiring Polisi, Kuburan Sudah Digali

Sehingga kali ini ia tidak ingin peristiwa itu terulang kembali, dirinya pun berharap agar penampilan para anggota Paskibraka bisa terlihat sempurna, tanpa terkecuali.

Mulai dari aspek baris berbaris hingga pemakaian seragam yang harus dijaga kerapihan dan kekompakannya.

"Makanya perlu diperhatikan secara serius, mulai dari aspek persiapan baris-berbaris sampai uniform, harus sempurna," ujar Asrorun.

Terlebih, semua pihak terkait juga menginginkan kesempurnaan, sehingga dirinya akan berupaya maksimal untuk menjawab tantangan tersebut dengan menerapkan koordinasi yang baik dengan semua pihak, termasuk mengenai penggunaan seragam.

"Saya sebagai penanggung jawab program maunya perfect, hal ini juga menjadi concern Pak Kasetpres, beliau sangat detil dan teliti. Saya harus mengimbangi dengan upaya maksimal dan harus melakukan koordinasi agar diperoleh pertimbangan yang utuh dari seluruh pihak," tegas Asrorun.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved