Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2019

Politikus PDIP: Tidak ada Yang Salah Dalam Ajakan Jokowi Kepada Prabowo-Sandiaga

Menurut anggota Komisi III DPR RI ini, tidak ada yang salah dalam ajakan Jokowi kepada Prabowo-Sandiaga tersebut.

Editor: Johnson Simanjuntak
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Calon Presiden Nomor Urut 1, Joko Widodo dan no urut 2, Prabowo Subianto bersalaman usai Debat Kedua Calon Presiden, Pemilihan Umum 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden terpilih 2019-2024 Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan khas gaya politiknya yang merangkul ketika mengajak rivalnya di Pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk bersama-sama membangun bangsa ini.

Demikian menurut politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan kepada Tribunnews.com, Senin (1/7/2019).

"Itu menjadikan bukti konsistensi Pak Jokowi sekaligus sikap tawadhu yang patut kita apresiasi."

"Pak Jokowi itu kan gaya politiknya "merangkul", beliau itu hobinya 'menghimpun yang terserak, mengumpulkan yang tercecer, dan mengajak yang setia.' Jadi kita semua harus hormati gaya kepemimpinan beliau. Ilmunya beliau sudah tinggi, kalau falsafah jawanya namaya "sakti tanpo aji," ujar Anggota tim hukum 01 ini.

Menurut anggota Komisi III DPR RI ini, tidak ada yang salah dalam ajakan Jokowi kepada Prabowo-Sandiaga tersebut.

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan mengemukakan hal itu saat mengikuti rangkaian Kunjungan Kerja Komisi III DPR RI ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (8/5/2018).
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan mengemukakan hal itu saat mengikuti rangkaian Kunjungan Kerja Komisi III DPR RI ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (8/5/2018). (dok. DPR RI)

Apalagi selama ini Jokowi tidak menganggap Prabowo sebagai lawan.

Pun tidak pernah menganganggap pilpres yanhg lalu itu sebagai perang atau pertempuran.

"Jokowi juga sangat menghormati pak prabowo dan hubungan antara keduanya sangat baik tanpa ada masalah apapun," jelas Arteria Dahlan.

Hubungan Prabowo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pun menurut dia, berlangsung sangat baik.

"Sehingga relatif lebih mudah untuk mengintensifkan silaturahim dalam segala bentuk dan pengertiannya," ucapnya.

Lalu apa yang bisa dimaknai dari ajakan Jokowi tersebut?

Menurut dia, harus dimaknai, Jokowi membuka diri bagi Prabowo dan Sandi untuk bergabung dan turut serta membangun negara.

"Jadi tawaran tersebut sifatnya "mengalir" saja. Tidak terbatas pada ruang dan waktu, begitu pula dengan bentuk konkret dari "ajakan" tersebut," jelasnya.

Terlebih sistem ketatanegaraan Indonesia, imbuh dia, tidak mengenal adanya oposisi. Sehingga alternatif varian kerjasamanya akan lebih banyak lagi. Yakni bisa di kabinet, bisa di luar kabinet tapi masih dalam domain eksekutif, bisa di parlemen, dan lainnya.

Tapi ia menegaskan, pesan yang hendak disampaikan adalah Jokowi ingin menghadirkan legacy berupa kenangan kebangsaan yang akan dikenang oleh anak cucu kita semua.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan