Minggu, 5 Oktober 2025

Bom Kartasura

TERBARU Bom Bunuh Diri Kartasura, RA Dibaiat Gembong ISIS via Medsos & Sosok Abu Bakar Al Baghdadi

kabar terbaru bom bunuh diri di Kartasura, RA dibaiat gembong ISIS via medsos. Lalu siapa Abu Bakar al-Baghdadi?

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI
Rofik Asharuddin (22), Pelaku bom bunuh diri tergeletak di depan pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Senin (3/6/2019) malam. 

"Pertempuran untuk mempertahankan Baghouz telah usai," ucap Baghdadi dalam diskusi itu.

Namun, dia bersikukuh "perang panjang" ISIS dengan dunia Barat masih terus berlanjut, dengan dia menyebut ISIS bakal membalas dendam terhadap anggotanya yang dibunuh.

"Masih banyak lagi anggota yang bakal menyongsong pertempuran ini," terang pria berusia 47 tahun itu dengan jenggot berwarna abu-abu dengan nada pelan.

Video itu berjudul "Di Tengah Keramahan Emir Orang Percaya" dan berdurasi 18 menit.

3. Dukung serangan bom di Srilanka

Dia juga memuji serangan bom bunuh diri yang terjadi di Sri Lanka pada 21 April 2019 lalu.

Ledakan bom yang berlangsung saat perayaan Minggu Paskah (21/4/2019) di gereja serta hotel mewah itu telah menewaskan 253 orang, termasuk 40 warga asing.

"Teruntuk saudara kita di Sri Lanka, saya begitu senang ketika mendengar serangan bom bunuh diri. Membalaskan kaum kita di Baghouz," ujar Baghdadi.

Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Dibaiat Pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi via Medsos

4. Disebut keturunan Nabi Muhammad

Dihimpun dari BBC, bulan Juli 2013, ahli ideologi asal Bahrain, Turki al-Binali, yang menggunakan nama Abu Humam Bakr bin Abd al-Aziz al-Athari, menulis biografi Baghdadi terutama untuk menggarisbawahi sejarah keluarga Baghdadi.

Dia menyatakan Baghdadi memang keturunan Nabi Muhammad, salah satu persyaratan kunci dalam sejarah Islam untuk menjadi khalifah atau pemimpin semua warga Muslim.

Baghdadi dikatakan berasal dari suku al-Bu Badri, yang sebagian besar berada di Samarra dan Diyala, Baghdad utara dan timur, dan secara historis penduduknya dikenal sebagai keturunan Muhammad.

Turki al-Binali kemudian menyebut bahwa sebelum invasi Amerika Serikat terhadap Irak, Baghdadi menerima gelar doktor dari Universitas Islamis Baghdad, yang memusatkan kajian pada kebudayaan, sejarah, hukum dan jurisprudensi Islam.

Baghdadi sempat berkhotbah di Masjid Imam Ahmad ibn Hanbal di Samarra.

Dia memang tidak memiliki gelar dari lembaga keagamaan Sunni seperti Universitas al-Azhar di Kairo atau Universitas Islami Madinah di Arab Saudi.

Meskipun demikian dia lebih memiliki pengalaman pendidikan Islam tradisional dibandingkan pemimpin al-Qaida, Osama Bin Laden dan Aymen al-Zawahiri, yang keduanya adalah orang biasa, insinyur dan dokter.

Karena itulah Baghdadi menerima pujian dan legitimasi yang lebih tinggi di antara pendukungnya.

(Tribunnews.com/Chrysnha/TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved