Pilpres 2019
Wisatawan Lokal Khawatir Kunjungi Jakarta
tak hanya wisatawan asing yang khawatir masuk ke Indonesia, wisatawan lokal pun juga terikut imbasnya.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata menyayangkan insiden kerusuhan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei 2019 lalu.
Imbasnya diakui pula merugikan sektor pariwisata.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti, menuturkan, safety dan security suatu negara menjadi satu pilar dalam indeks daya saing pariwisata versi TTCI - Travel and Tourism Competitiveness Indext World Economic Forum.
"Dua hari ini, 21-22 Mei 2019, aksi dan demo di Jakarta memiliki daya rusak yang tinggi terhadap reputasi pariwisata Indonesia, apalagi kejadiannya di Jakarta, yang 30% wisatawan mancanegara masuk via Jakarta," ujar Guntur dalam pesannya kepada Tribun, Jumat (24/5/2019).
Baca: Gara-gara Kerusuhan 22 Mei, 8 Negara Terbitkan Travel Advice ke Indonesia
Lebih jauh, ia mengatakan, tak hanya wisatawan asing yang khawatir masuk ke Indonesia, wisatawan lokal pun juga terikut imbasnya.
Diketahui, ada delapan negara mengeluarkan Travel Advice atau imbauan perjalanan, yakni Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia.
Kemudian, empat diantaranya di ASEAN, yakni Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
"Terkait Travel Advice, itu sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari, jangankan wisatawan mancanegara ke Jakarta. Wisatawan lokal pun, pasti anjlok yang ke Jakarta dan banyak kota di Indonesia, warga yang tidak terkait dengan isu politik, lebih memilih tinggal di rumah bersama keluarga, menyaksikan informasi terkini melalui televisi," ungkap Guntur.
Diketahui, dalam 2 hari tepatnya 21 dan 22 Mei 2019, kerusuhan terjadi di Jakarta, tepatnya di daerah sekitar Tanah Abang, Slipi, Petamburan, MH.Thamrin hingga Wahid Hasyim Jakarta Pusat.
Kerusuhan tersebut menimbulkan kerugian material dan imaterial. Mulai dari rusaknya sejumlah fasilitas umum, lumpuhnya perekonomian, bahkan, ratusan orang menjadi korban luka dan 6 orang meninggal dunia.