Pemilu 2019
Ray Rangkuti Memaknai Pertemuan Ketum PAN dengan Jokowi: No People No Power
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, mengungkap dua makna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pertemuan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga Ketua MPR Zulkifli Hasan (Zulhas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara memunculkan beragam spekulasi. Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, mengungkap dua makna pasca pertemuan Zulhas dengan Presiden dua hari lalu.
"Isarat bahwa PAN tetap menjaga hubungan baik dengan Jokowi. Tentu dalam kapasitas beliau sebagai presiden sampai Oktober nanti. Sekalipun dalam pemilu kemarin PAN tidak menjadi bagian dari koalisi Jokowi, tapi silaturrahmi politik seperti ini harus tetap dilakukan guna lebih mendinginkan suasana," ungkap Ray, Jumat (26/4/2019).
Selain itu, isarat bahwa PAN tidak terlibat serta dalam arus isu people power yang disebabkan adanya dugaan kecurangan pemilu. Bagi PAN, prediksi Ray persaingan pemilu telah selesai pada tanggal 17 April yang lalu. Saatnya kembali berangkulan sebagai anak bangsa.
"Soal hasil diserahkan kepada KPU untuk dihitung dengan seksama. Tentu saja tanpa menafikan akan kemungkinan terjadinya kecurangan di sana sini," kata dia.
Baca: Berita TERKINI Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo, Jumat 26 April Pukul 09.00 WIB
"Apa implikasi dari pertemuan ini? Ke luar koalisi adil dan makmur, pertemuan ini menyejukkan. Sekalipun ada pernyataan yang menyebut kemungkinan PAN akan gabung ke koalisi Jokowi, rasanya hal itu masih jauh dari penjajakan," kata Ray lagi.
Kedalam, menurutnya tentu akan berdampak pada semangat untuk menggugat hasil pemilu. Akan sulit bagi BPN melakukan gugatan hasil pemilu jika salah satu partai dalam koalisi justru memberi isyarat bahwa pemilu tidak memiliki persoalan besar.
Baca: Mahfud MD Punya Bukti Salah Input yang Untungkan 01 dan 02: Di Tegal Suara Prabowo 54 Diinput 854
Kampanye pemilu curang yang dikampanyekan dalam beberapa Minggu ini seperti kehilangan gregetnya menurut Ray, saat salah satu partai justru mulai memperlihatkan sikap menerima prosesnya.
"Saat yang sama, PKS juga terlihat tidak terlalu menonjol dalam hal menggugat hasil pemilu. Lalu dengan perkembangan situasi ini, nasib people power nampaknya akan berat terjadi. Sebab, bagaimanapun no people no power," Ray menegaskan.