Pemilu 2019
Ini Kata Tim Satgas Malaysia Soal Penemuan Surat Suara Tercoblos
Sebanyak 73 peti, 82 kantong plastik hitam berisi surat suara Pemilu 2019, serta puluhan lainnya berserakan di lantai ruangan tersebut.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Satuan Tugas (Satgas) segmen Malaysia mendapati kembali surat suara Pemilu 2019 yang sudah dicoblos untuk Paslon Pilpres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan caleg DPR RI dari Partai Demokrat Dapil DKI Jakarta II nomor urut 3, Mariana Harahap.
Sebanyak 73 peti, 82 kantong plastik hitam berisi surat suara Pemilu 2019, serta puluhan lainnya berserakan di lantai ruangan tersebut.
Hal itu diketahui dari salah satu video berdurasi 2 menit 13 detik yang beredar di platform pesan singkat Whatsapp.
Dari sampel yang diambil untuk dilihat kondisinya, beberapa diantaranya menunjukkan surat suara tersebut sudah berlubang.
"Salah satu yang dicoblos adalah dari Partai Demokrat nomor 14, caleg nomor urut 3 Mariana Harahap. (Surat suara) Presidennya di coblos nomor 01," kata salah satu Tim Satgas Malaysia, dalam video, Kamis (11/4/2019).
Katanya, kejadian ini sudah ditemukan pada dua lokasi berbeda, yakni wilayah Bangi dan Kajang, Malaysia.
Ia menjelaskan tidak tahu menahu siapa pemilik surat suara tercoblos tersebut. Mereka masih menunggu pihak kepolisian datang ke lokasi.
"Ini penemuan di daerah Bangi, Kajang Selangor," ujarnya.
Baca: Maruf Amin: Pesantren Itu Benteng Islam
Sebelumnya, Anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar benarkan konten dari video yang beredar, bahwa ada surat suara Pemilu 2019 yang sudah tercoblos untuk salah satu paslon.
Tumpukan puluhan kantong surat suara itu ditemukan di sebuah ruang kosong di kawasan Bandar Baru Bangi, Taman Universiti Bangi, Selangor, Malaysia.
Fritz mengatakan kecurangan tersebut ditemukan oleh Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Bener, Panwaslu LN Kuala Lumpur sebagai penemu," kata Fritz saat dikonfirmasi, Kamis (11/4/2019).
Bawaslu RI akan meminta KPU RI menghentikan sementara segala kegiatan pemungutan suara di seluruh wilayah Malaysia hingga kasus ini terang-benderang.
Bawaslu juga meminta KPU melakukan evaluasi kerja khususnya kepada pihak Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Mereka juga sudah membuat laporan terkait kinerja PPLN yang dinilai tidak menjalankan tugas dengan benar.
"Kami akan meminta KPU menghentikan pemungutan suara di seluruh Malaysia sampai semua jelas," tegas Fritz.
Sementara itu, Komisioner KPU RI Ilham Saputra mengatakan pihaknya tengah mengkroscek kebenaran dalam video yang beredar tersebut.
KPU akan meminta penjelasan persis bagaimana kejadian tersebut kepada Pokja PPLN.
"Kita sedang cek kebenarannya dan kejadian persisnya kepada Pokja PPLN," tutur Ilham.