Selasa, 30 September 2025

Keren, SMK Muhammadiyah Kota Magelang Terapkan Ujian Berbasis Smartphone Android

USBN dengan model menggunakan Android ini baru pertama kali dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Kota Magelang.

Editor: Choirul Arifin
TRIBUN JOGJA
Para siswa SMK Muhammadiyah Kota Magelang mengerjakan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menggunakan ponsel pintar Android, Selasa (9/4/2019). Sebagian yang tak.memiliki ponsel pintar Android menggunakan komputer. 

Sementara itu, Guru Produktif Multimedia, Retno Putranti, menuturkan, ujian cukup mudah. Siswa cukup mengakses akses poin di ruang kelas masing-masing.

Setelah terkoneksi membuka aplikasi browsing Google Chrome. Mereka lalu menuliskan nomor IP server di search engine, tinggal memasukkan user name dan password.

USBN ini dilangsungkan sejak tanggal 29 Maret sampai 10 April 2019.

Untuk pelaksanaannya dibagi dua sesi. Sesi pertama pukul 07.30-09.30 WIB dan sesi kedua 10.00-12.00 WIB.

"Prosedurnya cukup mudah dan gampang dipahami siswa. Siswa langsung bisa membaca soal dan mengerjakannya. Jawaban pun dipilih menggunakan HP Android tersebut," kata dia.

Seorang siswa, Devita Indah Puspitasari, menyambut baik ujian berbasis Android ini.

Menurutnya, ujian ini cukup mudah dan sederhana. Para siswa pun tidak bisa berbuat curang karena soal satu dengan yang lain yang berlainan.

"Memang kejujuran benar-benar ditekankan saat ujian ini. Kita ga bisa contek-contekan karena soalnya acak," kata Devita.

Masih Gunakan Kertas

Pada umumnya Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Kota Magelang tak dilaksanakan dengan terkomputerisasi seperti halnya UNBK kemarin.

Ujian berlangsung dengan cara manual yakni sistem kertas, meski sekolah di Kota Magelang sendiri diklaim sudah siap.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Magelang, Sucahyo Wibowo, mengatakan, ujian masih menggunakan sistem kertas dan tak menggunakan komputer atau smartphone, karena berbagai pertimbangan.

SMA di Kota Magelang memilih menggunakan sistem kertas karena perlu adanya aplikasi, persiapan yang matang, keterbatasan waktu dalam penyusunan soal, serta mepetnya waktu pengiriman soal dari provinsi.

“Soal USBN itu sebanyak 20%-25% dari Provinsi dan soal dikirim cukup mepet, sehingga kita putuskan bersama agar memakai sistem manual atau kertas. Selain itu perlu persiapan matang dan perlu aplikasi," kata Sucahyo, Rabu (6/3/2019).

Meski begitu, dari 14 SMA/MA se-Kota Magelang, terdapat dua sekolah yakni MA Al Iman dan MAN Kota Magelang yang menggunakan USBN berbasis komputer.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved