Peneliti Anggap Jokowi dan Prabowo Tak Miliki Komitmen Untuk Pengendalian Tembakau
Peneliti Anggap Baik Jokowi dan Prabowo Tak Miliki Komitmen Untuk Pengendalian Tembakau
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah UI, Abdillah Ahsan, mengganggap kedua pasangan calon baik Jokowi-Maaruf maupun Prabowo-Sandi, tak memiliki komitmen untuk pengendalian tembakau.
"Tidak ada kata-kata redaksional pengendalian rokok. Saya sudah mencari dalam visi misi TKN dan BPN, kata pengendalian rokok atau menurunkan angka perokok," ujar Abdillah yang ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2019).
Abdillah mencurigai, ada kepentingan tertentu keduanya dengan industri rokok, setelah Jokowi tak menaikan harga cukai rokok beberapa waktu lalu.
Sementara, Partai Gerindra diketahui pernah menolak kenaikan cukai rokok karena mengganggap rokok adalah kebutuhan, pada 2018 silam.
"Saya mencurigai kedua paslon pembela industri rokok, karena terkait dukungan. Pemerintah Jokowi secara resmi tidak menaikkan cukai rokok. Jadi itu aspirasi Gerindra diakomodir, kepentingan (dua paslon) sama," jelas dia.
Padahal melihat fenomena kenaikan sejumlah komiditas barang-barang, kebutuhan pokok, maupun pendapatan masyarakat.
Abdillah mengatakan, hanya rokok yang harganya tidak naik.
"Harga rokok gak naik. Bayangkan harga rokok sebungkus isi 12 batang ada yang 5 ribu sampai 20ribuan. Itu masih bisa dijangkau," ujar peneliti ekonomi ini.
Bagaimana pun, ia mengatakan, kesehatan masyarakat tidak boleh dikorbankan hanya demi penerimaan negara dan demi pertumbuhan industri.
"Memilih masyarakat sehat atau industri yang jaya. Pasti kesehatan yang utama. Kita mohon seluruh warga, seluruh pihak, seluruh kementerian lain, anggota DPR, parpol harus mendudukan bahwa cukai ini untuk mengurangi komsumsi," tutur Abdillah.
--