Pilpres 2019
Saat Jokowi Puji Kejujuran Ratna Sarumpaet
"Pengeroyokan" terhadap Ratna disebut-sebut sebagai ganjaran atas sikap politiknya yang mendukung Prabowo-Sandiaga.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cerita bohong aktivis Ratna Sarumpaet sempat membuat geger publik pada Oktober 2018.
Dengan foto wajah yang seolah lebam-lebam, cerita yang muncul saat itu adalah Ratna dipukuli orang tak dikenal.
Ratna yang ketika itu adalah juru kampanye nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun langsung dibela. Prabowo dan jajaran tim suksesnya menggelar konferensi pers untuk mengecam "peristiwa" yang menimpa Ratna.
"Pengeroyokan" terhadap Ratna disebut-sebut sebagai ganjaran atas sikap politiknya yang mendukung Prabowo-Sandiaga.
Media sosial dipenuhi ucapan dukungan untuk Ratna. Suasana yang riuh, semakin gaduh ketika akhirnya Ratna muncul ke publik dan mengakui bahwa dia tidak dipukuli.
Baca: Busana Iriana Jokowi Saat Foto dengan Inul Daratista Tuai Pujian
Ratna mengungkap bahwa muka bengap dirinya lantaran habis melakukan operasi pada bagian wajah. Isu Ratna Sarumpaet ini menjadi "senjata" calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk menyerang Prabowo.
Dalam debat pertama Pemilihan Presiden, Jokowi mengacu pada kasus itu untuk menggambarkan bagaimana Prabowo bersikap begitu grusa-grusu.
Isu Ratna kembali diangkap Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan alumni universitas se-Jawa Tengah di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019) pagi.
Baca: Kader PSI Parepare Mundur Massal, Soroti Transparansi Keuangan Hingga Poligami
Pada saat itu, Jokowi bahkan memuji Ratna sebagai sosok yang jujur.
Jokowi awalnya bicara mengenai hoaks yang belakangan marak beredar di publik, termasuk soal Ratna Sarumpaet.
Dia memuji sosok Ratna Sarumpaet karena mengakui kepada publik bahwa wajahnya lebam akibat operasi plastik, bukan karena dianiaya orang tak dikenal sebagaimana disampaikan kubu Prabowo-Sandiaga.
"Untungnya yang namanya Mbak Ratna Sarumpaet itu jujur. Saya kenal beliau lama. Beliau berani dan jujur sehingga ketika ramai, dia menyampaikan apa adanya. Saya acungi jempol ke Ratna," kata Jokowi.
Di balik pujian Jokowi Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syandzily mengatakan pujian Jokowi ada maksudnya.
Kejujuran Ratna dia nilai menjadi titik awal terbongkarnya propaganda "firehose of falsehood" atau semburan dusta. Propaganda itu disebut oleh TKN Jokowi-Ma'ruf digunakan oleh kubu Prabowo-Sandiaga.
"Pengakuan Ratna Sarumpaet justru membongkar metode propaganda ini. Sehingga semua semburan yang diarahkan ke Pak Jokowi bisa dipatahkan dengan pengakuan itu," ujar Ace.
Tanpa pengakuan Ratna, kata Ace, propaganda ini bisa berlangsung dengan sempurna.
Pihak oposisi akan merasa dizolimi oleh pemerintah yang juga menjadi lawan politiknya. Jika polisi mengungkapkan kisah sebenarnya tentang Ratna, Ace yakin kubu Prabowo-Sandi akan menyebut polisi merekayasa kasus.
Ace mengatakan ini lah makna di balik pujian Jokowi kepada Ratna. Meskipun, kata Ace, propaganda ini juga digunakan dalam kesempatan lain. "Ratna Sarumpaet adalah salah satu dari sekian banyak kasus yang dijadikan bahan bakar," kata Ace.
"Chicken rice di Singapura lebih murah daripada di Indonesia, kriminalisasi ulama, antek asing, antek aseng, Selang cuci darah di RSCM dipakai 40 orang, Hardi meninggal bunuh di Grobogan karena terlilit hutang, tampang Boyolali dan lainnya digunakan sebagai strategi firehose of falsehood," tambah dia.
Baca: Tim Prabowo Sebut Pernyataan Jokowi Berpotensi Rusak Hubungan Diplomatik dengan Rusia dan Amerika
Mengambil keuntungan politik Sementara itu, kubu Prabowo-Sandiaga juga mengkritik Jokowi yang terus menerus mengungkit kasus Ratna Sarumpaet. Juru kampanye nasional Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon mengatakan Jokowi sedang mencari keuntungan politik dari kasus ini.
Fadli mengakui bahwa kebohongan Ratna telah membawa banyak kerugian bagi Prabowo-Sandiaga.
"Itu kan mau mengambil keuntungan politik. Itu makin membuktikan bahwa kasus ini merugikan kami, kan mau mengambil keuntungan politik, apalagi namanya itu," ujar Fadli.
Fadli mengatakan kasus ini telah digoreng menjadi hal yang merugikan Prabowo-Sandiaga. Bahkan topik ini muncul dalam debat pertama Pilpres 2019.
Padahal, kata dia, BPN Prabowo-Sandiaga justru menjadi pihak yang paling dirugikan.
"Kami kan yang paling banyak menjadi korban," kata Fadli.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Balik Pujian Jokowi untuk Ratna Sarumpaet..."
Penulis : Jessi Carina