Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita Tjahjo Kumolo Bagaimana PDIP Berada di Luar Kekuasaan Selama 10 Tahun

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-46 pada 10 Januari.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Mantan Sekretaris Jenderal PDIP yang kini menjabat Mendagri Tjahjo Kumolo di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-46 pada 10 Januari.

Mantan Sekretaris Jenderal PDIP, Tjahjo Kumolo, mengenang proses konsolidasi dan bagaimana peran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri membesarkan partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut.

Tjahjo yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri, masuk saat partainya masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Lalu menjalani reformasi dan pemilu 1999.

Baca: Gubernur Ganjar Pranowo Salut Perubahan Kampug di Salatiga, dari Kampung Kumuh Jadi Kampung Mural

Diberi kesempatan menjadi wakil sekretaris fraksi di Kongres PDIP 2005 dan di kongres berikutnya di 2010, menjadi Sekjen Partai.

Menurut penuturan Hasto, pada 2004 saat PDIP kalah di pemilu legislatif maupun pemilu presiden, adalah masa pergulatan besar.

Di 2004-2014, PDIP berada di luar kekuasaan, sementara godaan untuk menjadi bagian dari kekuasaan sebenarnya sangat besar.

"Kekuatan PDIP pada masa 10 tahun itu adalah keteguhan untuk tak tergiur kekuasaan. Prinsip yang diajarkan oleh Ibu Megawati adalah, kalau mau berkuasa, ya berjuang merebut kemenangan secara demokratis," kata Tjahjo di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019).

Baca: Soal Kabar Bohong Tujuh Kontainer Surat Suara yang Telah Dicoblos, Demokrat Apresiasi Andi Arief

Megawati memerintahkan kepada Tjahjo agar terus menguatkan konsolidasi partai.

Tumpuannya adalah yang disebut sebagai Tiga Pilar Partai. Yakni kekuatan di struktur hingga pengurus anak ranting; kekuatan di legislatif; dan kekuatan di eksekutif.

Dimulailah proses modernisasi kerja partai.

Setiap kader didudukkan di salah satu dari tiga kekuatan itu berdasar hasil penilaian ilmiah.

Metode psikotes pun diterapkan.

"Jadi sebelum seseorang didudukkan, akan dicek apakah dia cocok di DPR, eksekutif, atau struktur. Itu pakai psikotes," kata Tjahjo.

Baca: Pendaki Asal Magelang Hilang di Gunung Lawu, 10 Personel Tambahan Diturunkan untuk Lakukan Pencarian

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved