PVMBG Sarankan BMKG Pasang Alat Pendeteksi Tsunami di Pulau Panjang
Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo menerangkan kewenangan untuk memasang alat pendeteksi tsunami ada di BMKG. Pihaknya
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyarankan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, memasang alat pendeteksi tsunami semisal Buoy di Pulau Panjang, Banten.
Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo menerangkan kewenangan untuk memasang alat pendeteksi tsunami ada di BMKG. Pihaknya, telah menyarankan agar Buoy dipasang di Pulau Panjang, lantaran lokasinya paling dekat dari Gunung Anak Krakatau.
"Kita sarankan untuk pasang di pulau panjang. Karena Pulau Panjang itu jarak dari Krakatau. Apapun yang kejadian di Krakatau, Pulau Panjang kena duluan," ujar Purbo di kantor ESDM, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Purbo menerangka dengan buoy yang dipasang di Pulau Panjang, maka pemberitahuan mengenai adanya tsunami akan lebih cepat dapat diinformasikan.
Baca: BMKG Tegaskan Isu Gempa dan Tsunami di Seluruh Indonesia saat Malam Tahun Baru Adalah HOAX
"Jadi logikanya kalau kita pasang di Pulau Lanjang, kita sudah memberi masukan ke BMKG. Yang wajib memasang kan mereka, kita yang memberi masukan. Saran dari kita. Paling di Pulau Panjang, paling pas," ucapnya.
Sebelumnya, juru bicara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menerangkan 22 buoy tsunami yang dibangun pada 2008, sudah tidak berfungsi sejak 2012.
“Penyebabnya karena vandalisme dan terbatasnya biaya pemeliharaan dan operasional,” ujar Sutopo, Rabu (26/12/2018).
Kondisi ini menyulitkan untuk memastikan apakah terjadi tsunami di lautan atau tidak. Saat ini Indonesia hanya mengandalkan lima buoy milik internasional di sekitar wilayah Indonesia.