Minggu, 5 Oktober 2025

Menlu Retno Marsudi: Tugas Diplomat RI 2D, Damai dan Dagang

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mmengingatkan tugas diplomat tak lepas dari 2D, damai dan dagang.

Editor: Adi Suhendi
Setwapres ID
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama 25 Diplomat RI di Gedung Pancasila, Kantor Kemenlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, pada Jumat (9/11/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mmengingatkan tugas diplomat tak lepas dari 2D, damai dan dagang.

Hal tersebut diungkapkan Retno Marsudi dihadapan 25 diplomat yang akan bertugas di Luar Negeri.

Retno mengatakan, penguasaan dua hal itu menjadi representatife sosok dari seorang Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Selain pengusaha, Jusuf Kalla dikenal sebagai juru damai dunia, termasuk proses perdamaian di Afganistan.

Baca: Aliansi Relawan Jokowi Surabaya Gelar Malam Renungan 1.000 Lilin untuk Peringati Hari Pahlawan

Bahkan terpilihnya Indonesia menjadi Dewan Keamanan Tidak Tetap di PBB, juga tidak lepas dari peran Jusuf Kalla.

“Bapak Wakil Presiden adalah pejabat atau pimpinan kita yang selalu membantu kita di titik kemenangan dan Pak Wapres adalah orang pertama yang menelepon saya pada saat kita menang,” ungkap Retno di Gedung Pancasila, Kantor Kemenlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2018).

Menlu menambahkan, 25 diplomat itu akan ditempatkan baik di wilayah Asia, Eropa, Amerika, Afrika.

Kemudian 1 calon Konsul Jenderal RI akan ditempatkan di Los Angeles dan 2 (dua) calon Deputi Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dalam rangka keanggotan Indonesia pada Dewan Keamanan PBB.

Baca: Intip Rumah Deddy Corbuzier yang Luas dan Dilengkapi Ruang Olahraga untuk Berlatih Tinju

Wakil Presiden Kalla diketahui menjadi pengarah pada pembekalan 25 diplomat tersebut.

Jusuf Kalla menyampaikan, agar diplomat menjaga martabat bangsa dengan menjadikan Indonesia sebagai negara “tangan di atas”, yakni memberikan bantuan kepada negara-negara yang membutuhkan.

Selama ini Wapres menilai, Indonesia sebagai negara berkembang yang cenderung menerima bantuan.

Baca: Pilot Selamat usai Jatuh di Hutan dengan Luka Bakar dan Bertahan Hidup Tanpa Makan Minum 4 Hari

“Indonesia sebagai negara besar anggota G20, kita tidak bisa lagi berpikir selalu ingin dilayani. Kita harus juga menjadi tangan di atas, membantu negara-negara kecil melalui Indonesian Aid,” kata Jusuf Kalla.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved