Minggu, 5 Oktober 2025

Pesawat Lion Air Jatuh

'Setiap Ambulans Tiba, Kami Berharap Membawa Jenazah Keluarga Kami'

Setiap kali mendengar bunyi ambulans, keluarga korban selalu berdoa semoga itu adalah keluarga mereka.

Alex Suban/Alex Suban
Ambulans membawa kantong jenazah berisi potongan jenazah korban jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT610 rute Pangkal Pinang, jatuh di Laut Jawa setelah tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta. Warta Kota/Alex Suban 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga para penumpang dan awak pesawat Lion Air PK-LQP terus menunggu kepastian. Lima hari sudah mereka menanti-nanti proses identifikasi dari Tim DVI Polri.

Tim ini terus bekerja 24 jam penuh guna mengidentifikasi penumpang dan awak pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Sejak Rabu (31/10/2018) hingga Jumat (2/11/2018) malam, setidaknya ada empat jenazah yang berhasil diidentifikasi sehingga bisa diserahkan kepada keluarga.

Penumpang pertama yang berhasil diidentifikasi petugas yakni Jannatun Cintya Dewi (24), kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur.

Jenazah Jannatun mudah diidentifikasi karena bagian tubuhnya yang ditemukan cukup lengkap.

Jenazah Jannatun ‎tiba di rumah duka, Dusun Prumpon, Desa Suruh, Sidoarjo pada Kamis (1/11/2018) pagi dan langsung dimakamkan di TPU yang berjarak 500 meter dari rumah duka.

Selanjutnya pada Jumat (2/11/2018) penumpang ‎kedua yang teridentifikasi yakni Chandra Kirana (29), warga Kabupaten Pali, Sumatera Selatan.

Penumpang ketiga, Monni (41) yang teridentifikasi dari tato.

Penumpang keempat, Hizkia Jorry (21) warga Kramat, Senen, Jakarta Pusat.

Baca: Ahli Waris Berhak Dapat Santunan Rp 1,250 Miliar dari Lion Air

Dua dari tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi‎, telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Mereka adalah Candra Kirana dan Hizkia Jorry.

Atas kinerja dari Tim DVI Polri dalam mengidentifikasi korban, keluarga penumpang dan awak pesawat mengucapkan terima kasih sekaligus apresiasi.

"Kami apresiasi kerja dari Tim DVI, tapi kami juga butuh kepastian keluarga kami.‎ Yang terpenting jenazah keluarga kami," kata seorang anggota penumpang saat menyampaikan curhatan mereka di depan Wakil Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes Haryanto, Direktur jajaran Lion Group, dan Petugas BPJS, Jumat (2/11/2018) kemarin di posko keluarga Lion Air, RS Polri.

Keluarga korban yang lain menyatakan masih menunggu dengan penuh harap.

Beberapa dari mereka meyakini ada keajaiban. Meski harapan untuk bertemu dan berkumpul kembali makin tipis.

Hilir mudik mobil ambulans yang membawa kantong jenazah dari Pelabuhan Tanjung Priok ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur membawa secercah harapan.

Setiap kali mendengar bunyi ambulans, keluarga korban selalu berdoa semoga itu adalah keluarga mereka, sehingga penantian keluarga selama di Jakarta bisa terbayarkan.

"Setiap ambulans tiba, itu impian kami. Kami berharap itu keluarga kami.‎ Kalau soal iklas, dari awal kami sudah iklas. Yang terpenting sekarang adalah jenazah keluarga kami," ucap keluarga korban.

Terkait ditemukan kotak hitam atau Black Box dari pesawat tersebut, rupanya hal ini tidak menjadi kabar ‎baik bagi keluarga korban.

Tim evakuasi gabungan terus mencari jenazah korban dan serpihan pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018). Tim evakuasi berhasil mengangkat roda pesawat Lion Air PK-LQP dari dasar laut perairan dan saat ini berada di KRI Banda Aceh untuk dibawa ke posko evakuasi JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sementara itu bagian mesin sudah dipegang oleh tim penyelam, namun belum diangkat. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Tim evakuasi gabungan terus mencari jenazah korban dan serpihan pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018). Tim evakuasi berhasil mengangkat roda pesawat Lion Air PK-LQP dari dasar laut perairan dan saat ini berada di KRI Banda Aceh untuk dibawa ke posko evakuasi JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sementara itu bagian mesin sudah dipegang oleh tim penyelam, namun belum diangkat. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Beberapa di antara mereka merasa soal Black Box adalah urusan dari Lion Air untuk memberikan penjelasan kepada publik.

Lagi-lagi mereka menegaskan dan menekankan, yang utama bagi mereka adalah jenazah bisa teridentifikasi dengan segera.

Baca: KPK Ungkap Alasan Terkait Penahanan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan

"‎Ketika pihak Lion Air bilang telah ditemukan kotak hitam. Bagi kami itu tidak berpengaruh apapun. Penjelasan itu sudah seharusnya jadi tanggung jawab perusahaan ke publik. Kami tetap yang utama itu jenazah keluarga kami. Tolong beri kami informasi yang valid dan keterbukaan biar tidak ada kebingungan," tambah keluarga korban yang lain.

Diketahui, Pesawat Lion Air PK-LQP jatuh pada Senin (29/10/2018) pagi setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.

Posisi terakhir pesawat tercatat ada di wilayah perairan Tanjungbungin, Karawang, Jawa Barat.

Ada 189 orang tercatat menumpang di pesawat itu.

Hingga kini penyebab pesawat nahas hilang kontak kemudian jatuh masih belum diketahui, KNKT masih bekerja melakukan investigasi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved