Pemilu 2019
Stategi Hanura agar Bisa Lolos Ambang Batas Parlemen: Nebeng Elektabilitas Jokowi
"Nah begini untuk meningkatkan elektabilitas kita, kita akan nebeng di elektabilitas Pak Jokowi," katanya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi hasil survei Litbang Kompas soal Hanura terancam tak lolos ambang batas parlemen, Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir mengatakan, partainya memiliki strategi untuk hal tersebut.
Inas mengatakan, strategi yang akan dilakukan partai Pimpinan Oesman Sapta Odang itu (OSO) itu adalah memanfaatkan elektabilitas Jokowi untuk meraup suara di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Baca: Survei Litbang Kompas Prabowo Kalah, Zulkifli: Yang Penting Trennya Naik
Ia mengaku telah mengintruksikan hal tersebut ke semua kadernya yang maju sebagai caleg, dan telah disepakati oleh para caleg Hanura dari pusat hingga ke dearah.
"Nah begini untuk meningkatkan elektabilitas kita, kita akan nebeng di elektabilitas Pak Jokowi. Hal itu sudah kita bicarakan ke teman-teman dan mereka menyatakan ya sudah manfaatkan saja elektabilitas Jokowi, untuk meningkatkan suara kita," ujar Inas di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10/2018).
Dengan keadaan tersebut, Inas mengaku pihaknya tak bisa memfokuskan diri hanya ke pileg saja, tanpa mempertimbangkan kontestasi Pilpres 2019.
"Ya jadi dengan begitu, kita mewajibkan bareng fokusnya (pileg dan pilpresnya) karena ada keuntungan juga buat partai dan caleg," jelasnya.
Meski demikian, Ketua Fraksi Partai Hanura DPR RI itu masih optimistis Hanura bisa melenggang ke Senayan.
Sebab menurutnya Hanura memiliki mesin partai yang cukup efektif untuk meraup suara di setiap pemilihan umum.
"Jadi begini Hanura dari 2009, 2014 di dalam survei tak pernah lolos ke pemilu, tapi ternyata lolos, Hanura sangat mengandalkan tokoh-tokohnya yang menjadi caleg, nah ini kan yang luput dari survei, kita tetap optimis kepada caleg-caleg kita," pungkasnya.
Baca: Kerap Ditanyai Wartawan, Jokowi Buka Suara Terkait Mobil Esemka
Dilansir Kompas.com dari harian Kompas, elektabilitas enam parpol hanya berada antara 0,1 persen hingga 1 persen.
Jika mempertimbangkan angka simpangan survei (± 2,8 persen), angkanya belum mampu menempus ambang batas parlemen 4 persen.
Kelimanya, yakni:
Hanura (1 persen)
PBB (0,4 persen)
PSI (0,4 persen)
Partai Berkarya (0,4 persen)
Partai Garuda (0,3 persen)
PKPI (0,1 persen)
Sementara lima parpol lain posisinya belum aman, tetapi berpotensi menembus ambang batas jika mempertimbangkan angka simpangan survei (± 2,8 persen).
Kelimanya, yakni:
Partai Nasdem (3,6 persen)
PKS (3,3 persen)
PP (3,2 persen)
PAN (2,3 persen)
Perindo (1,5 persen).
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,8 persen.