Pilpres 2019
Ratna Sarumpaet: Sudah Sejak 1997 Jadi Bulan-bulanan Rezim
Aktivis Ratna Sarumpaet angkat bicara pasca penolakan dirinya di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (16/9/2018).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Ratna Sarumpaet angkat bicara pasca penolakan dirinya di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (16/9/2018).
Kedatangannya ke Batam untuk menjadi pembicara dalam diskusi Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI).
Ia mengungkapkan sejak tahun 1997 dirinya selalu menjadi incaran atau 'bulan-bulanan rezim.
Baca: Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bantah Terlibat Dalam Proyek PLTU Riau-1
"Jadi kalo saya ini sudah dari tahun 1997 itu selalu jadi bulan-bulanan bagi rezim, jadi saya tau cara kerjanya, selalu diulang-ulang," ucap Ratna ditemui di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Kemudian dia pun menjelaskan keadaan saat dirinya mendapat penolakan keras warga Batam.
Dia mengatakan, tak sempat keluar dari Bandara Hang Nadim, Batam karena massa sudah berkumpul di bandara itu.
Baca: Menkominfo Pastikan Tidak Ada iklan Politik di Bioskop
"Jadi udah di-sweeping mobil-mobil yang keluar dari bandara, terus ada settingan demo yang menolak, terus udah ada barakuda juga segala. Sepertinya sudah dibuat serem dan dramatis, seolah-olah itu saya penjahat di republik ini," beber Ratna.
Ratna pun merasa penolakan dirinya itu bagian dari persekusi dan prihatin dengan keadaan seperti itu.
"Jadi diakhir usia saya sekarang ini menjadi korban persekusi, saya prihatin saja," tutupnya.(*)