Sabtu, 4 Oktober 2025

Sandiaga Bantah Sebut Pemerintah Mengontrol Data BPS

"Saya koreksi bahwa saya tidak bilang pemerintah mengontrol, tapi pemerintah yang menyajikan data-data tersebut,"

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Sandiaga Uno 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno membantah dirinya mengatakan pemerintah mengontrol data kemiskinan dan pengangguran yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS).

Sandiaga menyampaikan klarifikasinya saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2018).

"Saya koreksi bahwa saya tidak bilang pemerintah mengontrol, tapi pemerintah yang menyajikan data-data tersebut, saya tidak mau berdebat soal data tapi kita lihat realitanya di lapangan,” ujar Sandiaga Uno.

Baca: Kejadian Unik Anies Baswedan dan Anak Buah, Elus Pipi dan Menoleh ke Arah yang Sama

Sandiaga menegaskan dirinya tidak mempermasalahkan data-data yang disajikan BPS.

“Tapi yang kita harus bicarakan adalah realita di lapangan bahwa ekonomi memberatkan masyarakat, harga-harga naik dan membebani serta pekerjaan susah masyarakat dapatkan,” imbuh Sandiaga.

Ia pun coba membandingkan mengenai data pengangguran anak muda Indonesia yang paling tinggi di antara negara Asia Tenggara lainnya.

Baca: Kronologi Pengemudi Livina Tabrak Pemotor di Mangga Besar, Sempat Diamuk Warga karena Kabur

"Nyatanya pekerjaan berkualitas dengan jam kerja di atas 35 jam seminggu sulit didapatkan masyarakat, lalu ada data juga mengenai tingkat pengangguran anak muda Indonesia yang lebih tinggi di ASEAN,” kata Sandiaga.

"Jadi jangan debat soal data tapi cari solusi tentang realita di lapangan,” katanya.

Baca: Terungkap Ini Sosok yang Beri Tas dan Jam Tangan Mewah Pada Atlet Asian Games 2018

Sebelumnya saat ditemui di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2018), Sandiaga mempertanyakan data penurunan angka kemiskinan Indonesia ke angka 9,82 persen atau setara 25,95 juta orang per Maret 2018.

Sandiaga mempertanyakan patokan garis kemiskinan yang ditetapkan pemerintah yaitu 401.220 per kapita per bulan atau setara Rp 13.374 per hari.

"Apakah realistis orang di zaman sekarang bisa hidup dengan pendapatan Rp 13 ribu per hari,” ucap Sandiaga.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved