Senin, 6 Oktober 2025

Ketua KWI: Pemilu Adalah Momentun Untuk Mempertinggi Martabat Dan Peradaban Umat Manusia

Pemilu merupakan momentun untuk mempertinggi martabat dan peradaban umat manusia.

Editor: Sugiyarto
ist
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. I. Suharyo ketika menerima Sekjen Partai Nasdem, Johnny Plate dan Wasekjen I, Hermawi Taslim, di kediamannya, kompleks Katedral, Jakarta, Senin (27/8/2018), 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Pemilu merupakan momentun untuk mempertinggi martabat dan peradaban umat manusia.

Dalam momentum itulah, bangsa Indonesia menentukan kehendaknya untuk memperbaiki kehidupan masa depannya dengan menentukan dewan perwakilannya dan sekaligus Presidennya.

Terkait dengan itulah, menurut Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. I. Suharyo, para uskup Indonesia dalam wadah KWI senantiasa mencermati dan mengikuti dengan seksama dinamika politik yang terjadi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Mgr. I. Suharyo ketika menerima Sekjen Partai Nasdem, Johnny Plate dan Wasekjen I, Hermawi Taslim, di kediamannya, kompleks Katedral, Jakarta, Senin (27/8/2018), seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com.

Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam lebih itu, oleh Hermawi Taslim dijelaskan, Mgr. I. Suharyo menjelaskan tentang pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo yang dilukiskan dalam suasana penuh gelak tawa dan sangat kekeluargaan.

Sebelum pertemuan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke kantor KWI dan bertemu dengan para uskup, di Jakarta pada Jumat (24/8/2018) lalu.

Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam lebih itu, oleh Hermawi Taslim dijelaskan, Mgr. I. Suharyo menjelaskan tentang pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo yang dilukiskan dalam suasana penuh gelak tawa dan sangat kekeluargaan.

Substansi yang dibahas dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan KWI adalah mengenai dinamikan kehidupan bernegara dan berbangsa.

“Pertemuan Ketua KWI dan kami dalam suasana kekeluargaan seperti bapak dan anak. Dalam pertemuan tadi sore ini di kediamannya di komplek Katedral, beliau menceritakan pertemuan para uskup dan Presiden Joko Widodo. Beliau menegaskan bahwa pemilu merupakan momentum bagi bangsa Indonesia untuk mempertinggi martabat dan peradaban manusia,” ujar Hermawi Taslim.

Ketua KWI, masih menurut Hermawi Taslim, secara cermat juga mendengarkan penjelasan tentang peta perpolitikan Indonesia pada saat ini dan berikut segala dinamikanya khususnya menjelang pileg dan pilpres 2019.

Selain itu, Johnny Plate, yang juga anggota Komisi APBN DPR RI itu mengharapkan dukungan hirarki gereja khususnya terkait dengan pengembangan ekonomi keumatan, pendidikan dan partisipasi politik.

Menanggapi hal itu, Mgr. Suharyo menjelaskan bahwa selain mencermati dinamika politik, KWI juga secara aktif memberi pendampingan kepada umat dalam mengambil partisipasi positif terhadap semua aspek pembangunan.

Oleh karena itu, bersama para uksup lainnya, Ketua KWI itu mengharapkan dan mendoakan agar pemilu berjalan dengan baik, dan harus disadari menjadi momentum kemajuan peradaban.

Terkait dengan partisipasi dan pendampingan gereja terhadap umat dalam hal politik, Hermawi Taslim berharap bahwa pertemuan seperti ini hendaknya juga terlaksana di seluruh keuskupan di Indonesia.

“Gereja Katolik itu satu dan tak terbagi-bagi. Oleh karena itu, adalah penting untuk menyamakan visi dan misi dalam politik dan pembangunan manusia di masa depan di semua keuskupan. Para caleg Katolik hendaknya menyadari istilah latin, Per Ecclesiam Ad Patriam – melalui Gereja Berbakti kepada Tanah Air. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan oleh Mgr. A. Soegijapranata SJ yang mengatakan 100% Katolik, 100% warga Indonesia,” ujarnya.

Hermawi Taslim juga meminta para pastor yang melakukan pendampingan para politik Katolik hendaknya juga mengikuti dinamika yang terjadi di akar rumput.

Hal ini perlu, ditambahkan Taslim, jangan sampai umat tertinggal karena pastornya berjalan sendiri atau menjadi politisi sendiri, atau sebaliknya umat sudah jalan jauh, pastornya tertinggal dalam wawasan politik yang telah berkembang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang dipimpin ketuanya Mgr. Ignatius Suharyo, di kantor KWI, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/8/2018) pagi.

Didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Jokowi membahas berkaitan dengan Pancasila, keragaman, perbedaan, agama, suku, adat dan tradisi yang terus harus kita rawat.

"Di dalam pertemuan saya menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan Pancasila, dengan keragaman, perbedaan, agama, suku, adat, tradisi yang terus harus kita rawat, kita jaga, persaudaraan kita, kerukunan kita, persatuan kita," ujar Jokowi kepada wartawan usai pertemuan, Jumat (24/8/2018).

Selain itu Jokowi juga mengaku membahas sejumlah isu yang ada di daerah. Termasuk terkait vonis 18 bulan kepada Meiliana oleh Pengadilan Negeri Medan.

Presiden Jokowi menegaskan, dirinya tidak bisa mengintervensi hal-hal yang berkaitan dengan wilayah hukum di pengadilan.

"Ya saya tidak bisa mengintervensi hal-hal yang berkaitan di wilayah hukum pengadilan," jelasnya.

"Saya sendiri juga kan baru digedok oleh pengadilan di Palangkaraya bersalah karena urusan kebakaran," tambahnya.

Dalam kesempatan ini juga Jokowi menegaskan silaturahmi ke KWI dan PGI hari ini tidak ada kaitannya dengan urusan Pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

"Kita tadi kan sudah saya sampaikan, berbicara mengenai Pancasila, mengenai keragaman, perbedaan perbedaan, tidak ada yang urusannya dengan pilpres," tegas Jokowi.

Setelah itu Jokowi akan berkunjung ke kantor PGI.

Sebelum ini Presiden Jokowi juga sudah berkunjung ke Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (23/8/2018).(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved