Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2019

Salim Segaf Al Jufri Terdepak Jadi Pendamping Prabowo, Fahri Hamzah Sebut Salah Pimpinan PKS

Fahri Hamzah menilai terpilihnya Sandiaga Uno selaku calon Wakil Presiden Prabowo Subianto, merupakan kesalahan pimpinan PKS

Editor: ade mayasanto
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, menjawab pertanyaann wartawann seusai menjalani pemeriksaan Direskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (19/3/2018). Ia diperiksa terkait laporannya terhadap Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman atas dugaan pencemaraan nama baik. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai terpilihnya Sandiaga Uno selaku calon Wakil Presiden Prabowo Subianto, merupakan kesalahan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Fahri menganggap, pilihan PKS menyodorkan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri sebagai pendamping Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2019 mendatang, tidak tepat.

Sebab, pimpinan PKS tidak membuat kompetisi sembilan kader internal untuk menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden.

"Menurut saya kesalahan PKS dari awal konsepnya enggak jelas ada 9 nama tapi engga di kompetisikan akhirnya yang maju ke pak Prabowo cuma satu nama (Salim Segaf) dan akhirnya 8 nama akan dikubur potensinya engga diangkat itu kesalahan PKS," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/8/2018).

Semula PKS menyodorkan sembilan nama bakal calon presiden dan wakil presiden kepada mitra partai koalisi.

Kesembilan nama itu antara lain, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; Mantan Presiden PKS, Anis Matta; Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Kemudian Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al'Jufrie; Mantan Presiden PKS; Tifatul Sembiring; Ketua DPP PKS, Al Muzammil Yusuf dan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Fahri yakin apabila 9 nama keder internal tersebut dikompetisikan maka salah satunya akan terpilih.

"Coba bayangkan alternatif diberikan lebih banyak kepada pak Prabowo misalnya. Pasti diantara nama-nama itu akan dipilih karena dari awal yang lain dikunci akhirnya rugi sendiri, itu kesalahannya," katanya.

Halaman Berikutnya >>>

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved