Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2019

Buntunya Pemilihan Cawapres di Koalisi Prabowo: Adu Kuat Demokrat, PKS dan Ijtima Ulama

Sejauh ini ada tiga nama yang secara intensif dibahas untuk diusung sebagai cawapres pendamping ketua umumnya, Prabowo Subianto.

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri saat menghadiri acara GNPF 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalan buntu masih terjadi di koalisi Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dalam memilih calon Wakil Presiden (Cawapres) di Pilpres 2019.

Meskipun Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan sosok cawapres Prabowo mengerucut menjadi dua nama.

"Di Prabowo itu, masih kusut lah. Kalau pun dia menentukan katanya tinggal dua nama, dua nama hari ini, bisa beda dengan dua nama untuk besok," ujar Hendri Satrio, pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Selasa (7/8/2018).

Karena dia melihat masih sangat cair pembahasan nama-nama calon pendamping Prabowo berhadapan dengan petahana Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

Pun masih buntu karena masing-masing partai masih bersikukuh menginginkan kadernya menjadi cawapres Prabowo.

"Karena itu saya tidak terlalu percaya kalau dibilang sudah mengerucut dua orang," katanya.

Kalau pun mengerucut, dia menganalisa, maka itu berupa dalam anggota koalisi atau di luar anggota koalisi.

Sejauh ini ada tiga nama yang secara intensif dibahas untuk diusung sebagai cawapres pendamping ketua umumnya, Prabowo Subianto.

Ketiga sosok itu yakni Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ustaz Abdul Somad.

Nama Habib Salim dan Ustaz Abdul Somad merupakan hasil rekomendasi ijtima ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) diterima dalam koalisi.

Ustaz Abdul Somad sudah menyatakan mundur. Jadi tersisa dua nama kandidat pendamping Prabowo, yakni, AHY (Demokrat) dan Salim Segaf (PKS).

Dia menjelaskan, Prabowo dan Gerindra sangat sulit meninggalkan PKS, karena memang partai yang dipimpin Mohamad Sohibul Iman itu yang paling loyal selama ini.

"Makanya Prabowo akan memperhatikan apa yang diinginkan PKS," katanya.

Karena itu satu-satunya untuk keluar dari jalan buntu itu adalah Prabowo mengusung tokoh nasional alternatif.

Nama-nama tersebut bisa mantan Ketu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad dan mantan Menko Maritim Rizal Ramli serta Chairul Tanjung sebagai Cawapresnya di Pilpres 2019.

Ketiga nama itu menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, jauh bisa memberikan peluang kemenangan bagi Prabowo, ketika berhadapan dengan petahana Joko Widodo (Jokowi).

"Kalau jalan buntu, yang dirugikan partai-partai koalisinya," ucapnya.

Karena itu dia juga berpesan agar partai-partai politik yang bergabung dalam koalisi Prabowo benar-benar sepenuhnya menyerahkan kepada Prabowo keputusan siapa Cawapres yang akan dipilih.

Menurut dia, Abraham Samad bisa menjadi sosok yang istimewa. Karena Abraham Samad bisa menjadi jawaban atas aneka kasus korupsi di tanah air.

Ia pun mengutip hasil Survei KedaiKOPI, publik sangat membutuhkan sosok atau tokoh yang giat dalam pemberantasan korupsi tampil sebagai peserta pilpres 2019.

"Abraham Samad bisa menjadi jawaban itu," ujarnya.

Bukan itu saja, Abraham Samad, Rizal Ramli dan Chairul Tanjung berdasarkan analisanya akan bisa memberikan peningkatan elektoral kepada Prabowo.

"Itu kalau memang ingin menandingi Jokowi," ucapnya.

Sebelumnya, Muzani mengatakan, saat ini sudah ada perkembangan signifikan dalam penjajakan komunikasi yang dilakukan tersebut. Bakal Cawapres Prabowo sudah mengerucut kepada dua nama.

"Pembicaraan sampai dengan tadi malam Wapres yang akan mendampingi pak Prabowo sudah mulai mengerucut kepada dua nama," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (6/8/2018).

Menurut Muzani, dua nama tersebut kini terus dimatangkan. Selain dikomunikasikan dengan partai koalisi, dua nama tersebut menurut Muzani dikomunikasikan dengan sejumlah pihak terkait.

"Kita sedang terus melakukan pembicaraan dengan partai-partai calon koalisi untuk mmbicarakan nama-nama tersebut. Dan kita juga terus melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak terkait yang bisa memberikan suport dukungan kita karena itu mungkin kita akan mengambil keputusan untuk Wapres di akhir," katanya.

Muzani enggan menyebutkan ke dua nama yang kini sedang dibahas tersebut.

Yang pasti menurutnya dalam pembahasan ke dua nama itu, perlu dilakukan dengan sabar dan telaten, sehingga yang terpilih nanti mampun bersaing dengan calon petahana.

"Tetapi tentu saja pembicaraan ini harus sabar, harus telaten, dan kita harus memiliki ya kesabaran untuk mendengar dari semua," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved