Jumat, 3 Oktober 2025

Wiranto: Jika Ingin Berikan Saran Sampaikan Langsung, Tidak Perlu Lewat Media

Menko Polhukam Wiranto berharap elit politik tidak melontarkan pernyataan-pernyataan yang membuat gaduh publik.

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Rina Ayu/Tribunnews.com
Wiranto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto berharap elit politik tidak melontarkan pernyataan-pernyataan yang membuat gaduh publik.

Hal tersebut menyikapi pernyataaan Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menyebut jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 100 juta jiwa.

Baca: Pendeta memaksa kami berenang telanjang dan dia menyentuh kami

Menurut Wiranto seharusnya sebagai seseorang yang pernah menjabat di pemerintahan jika melihat ada yang tidak benar dalam pemerintahan saat ini perlu dikritisi, diberikan saran, dan masukan.

"Sehingga masukan itu menjadi murni masukan konstruktif," ujar Wiranto, di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2018).

Tatapi bila kritikan tersebut belum dikompromikan kemudian sudah diumbar ke sosial media, menurut dia hal tersebut namanya kegiatan politis sehingga menimbulkan 'kegaduhan'.

"Harusnya tidak usah kita perdebatan, kalau saran betul-betul tulus iklas konstruktif, minta waktu ketemu, bicara dari hati ke hati, ini lho pak kurangnya begini, kalo saya dulu begini, kok sekarang begini, kurang ini kurang itu, begitu," ujar Wiranto.

Ia mencotohkan saat dirinya lenser dari Menhankam dan posisinya digantikan Widodo AS.

Saat ada permasalahan, Wiranto menceritakan dirinya langsung menemui Widodo AS untuk memberikan saran dan masukan.

"Saya datang ke kantor memberikan saran, bukan saya memberikan saran lewat media, itu pasti saran berbau politis," ujar Wiranto.

Sebelumnya melalui akun Twitter resminya, SBY telah memberikan klarifikasi.

Dia menjelaskan, angka kemiskinan harus dilihat dengan 'The Bottom 40%'.

"Banyak yang salah mengerti arti the bottom 40%, kemudian langsung berikan sanggahan, tak benar jumlah penduduk miskin 100 juta orang," tulis SBY melalui @SBYudhoyono, dikutip tribunnews.com, Kamis (1/8/2018).

Menurut SBY, istilah 'the bottom 40%' digunakan oleh World Bank Group, yaitu 40% penduduk golongan bawah di masing-masing negara.

Di negara berkembang yang income perkapitanya belum tinggi, mereka termasuk kaum sangat miskin, kaum miskin dan di atas miskin alias near poor.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved