Pilpres 2019
Airlangga Hartarto Dinilai Tidak Beretika di Sosial Media
Parahnya postingan Airlangga Hartanto, kata Hendri, diiklankan untuk melakukan penggiringan publik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Postingan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di akun Facebook pribadinya soal judicial review terkait masa jabatan wapres yang tengah bergulir di Mahkamah Konstitusi, dinilai menghajar seniornya Jusuf Kalla.
Pasalnya, meski tidak menyebutkan nama, postingan tersebut dianggap menyerang Jusuf Kalla yang menjadi pihak terkait dengan adanya gugatan oleh Partai Perindo.
"Airlangga tidak punya etika berpolitik dengan menghajar Pak JK. Itu jelas-jelas dia posting di akun medsos pribadinya, ada centang birunya," kata Pengamat Politik Madjid Politika Hendri Mohammad saat ditemui di bilangan BSD City, Tangerang, Rabu (25/7/2018).
Baca: Pengamat:Tingkat Elektabilitas Airlangga Belum Menggembirakan
Parahnya postingan Airlangga Hartanto, kata Hendri, diiklankan untuk melakukan penggiringan publik.
"Dan itu diiklankan sampai viewers-nya mencapai jutaan, itu bukan viewers organik. Kalau dikalkulasi dana yang dikeluarkan bisa mencapai puluhan juta bahkan ratusan untuk biaya iklan," tutur Hendri.
Daripada melakukan penggiringan opini yang menyesatkan publik, Hendri meminta Airlangga Hartanto berfokus pada pekerjaannya sebagai menteri.
"Daripada beropini tidak jelas, lebih baik Airlangga Hartanto fokus pada pekerjaan sebagai Menteri Perindustrian. Selama ini kan belum kelihatan prestasinya. Jauh lah jika dibanding Ibu Susi," ungkapnya.
Iklan Facebook tersebut dinilai kontra produktif. Pasalnya, budaya Indonesia dikenal santun dan penuh tata krama, sehingga Airlangga justru akan dinilai publik sebagai sosok yang ambisius untuk jadi cawapres Jokowi. Apa yang dilakukan Airlangga bisa merugikan Jokowi yang dikenal santun.
"Kita kan menganut budaya santun, dan sebagai pejabat publik harus bisa jadi tauladan, bukan mempertontonkan ambisi pribadi. Itu akan merugikan Jokowi," ujar Hendri.
Postingan Airlangga Hartarto yang dipersoalkan adalah postingan tertanggal 21 Juli 2018. Postingan itu mengunggah ulang hasil wawancara Rizal Mallarangeng di salah satu stasiun televisi namun diberikan caption yang dianggap provokatif.
"Pengajuan gugatan masa jabatan wapres dapat membahayakan demokrasi dan bisa menciptakan penguasa yang bisa menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan. Ayo kita kawal terus demokrasi Indonesia," demikian caption yang oleh Hendri dianggap mencerminkan Airlangga Hartarto untuk jadi cawapres Jokowi.

Namun demikian setelah Tribunnews.com melihat postingan tertanggal 21 Juli 2018 itu sudah tidak ada lagi,
Hanya ada postingan mirip sama pada 25 Juli 2018 dengan status atau postingan yang telah terpotong.
Pada status terbaru hanya tertulis"Pengajuan gugatan masa jabatan wapres dapat membahayakan demokrasi. Ayo kita kawal terus demokrasi Indonesia,"
