Kamis, 2 Oktober 2025

Jusuf Kalla Minta Program Kesehatan Posyandu Hingga Kebun Sayur Dihidupkan Kembali

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta agar Menteri Kesehatan Nila Moeloek menghidupkan kembali program-program kesehatan yang dekat dengan masyarakat

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka resmi Stunting Summit, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta agar Menteri Kesehatan Nila Moeloek menghidupkan kembali program-program kesehatan yang dekat dengan masyarakat.

Di antaranya Posko Pelayanan Terpadu atau Posyandu, apotek sehat, kebun PKK, hingga makan-makanan bergizi seimbang.

Baca: Hadirkan Konsep Penataan di Tanah Abang, Haji Lulung Sebut Anies Pendekar dan Pembela Rakyat

Program-program itu diyakini Jusuf Kalla sebagai upaya mengembalikan gaya hidup sehat di tengah-tengah masyarakat.

"Sejak dulu ada posyandu, itu posyandu yang memberikan advice setiap minggu atau setiap bulan kepada ibu hamil ataupun yang punya balita untuk melakukan hal-hal yang penting," ujar Kalla di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).

Selain itu, ia pun meminta agar PKK, apotek hidup, kebun sayur dapat digalangkan lebih baik, mengingat program itu dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Baca: Prabowo Subianto: Salahnya Apa Kalau Berambisi Untuk Berbakti Pada Bangsa dan Negara

Kalla mengatakan program-program jaman reformasi itu kini sudah mulai diabaikan.

"Setelah reformasi memang banyak program yang diabaikan, padahal belum tentu program masa lalu itu selalu jelek, tidak. Posyandu contohnya kita minta dihidupkan lagi oleh menteri kesehatan, lebih baik lagi PKK, apotek hidup, kebun sayur," kata Kalla.

Ia pun menceritakan bagaimana saat sekolah dahulu sarapan bergizi disediakan, seperti minum susu dan kacang hijau saat pagi menjelang masuk kelas.

Baca: Prabowo Subianto: Kalau Ditanya Mau Nyalon Lagi Enggak, Saya Jawabnya Mau Keliling Dulu

"Sejak dulu pernah malah sekolah-sekolah diberikan susu, dibagikan kacang hijau, itu sebenernya suatu program perbaikan gizi yang bisa kita atasi dengan mengatasi stunting ini," ujarnya.

Dia melihat, masyarakat saat ini lebih suka memperbincangkan harga garam naik dan tak ada yang mempermasalahkan jika harga sayur mayur melonjak.

"Jangan hanya kita bicara cabai saja atau garam secara nasional padahal ada hal yang sangat mendasar. Tidak pernah ada orang marah kalau sayur naik, padahal sayur itu penting," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved