Luhut: Jangan Sampai Golkar Dicap Partai Koruptor
Luhut Panjaitan meminta para kader partainya untuk membantu program pembangunan yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Senior partai Golkar Luhut Panjaitan meminta para kader partainya untuk membantu program pembangunan yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Selain itu Luhut juga mengingatkan para kadenrya untuk tidak korupsi.
"Golkar itu harus berpolitik bersih. Sesuai dengan slogan, Golkar yang bersih, bangkit, maju dan menang," ujar Luhut saat menghadiri acara orientasi funsionaris Partai Golkar di Jakarta Pusat, Minggu malam, (25/3/2018).
Luhut mengatakan korupsi sekarang ini merupakan masalah serius bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serius melakukan pencegahan dan penindakan terhadap korupsi.
"KPK itu punya sistem yang sangat canggih untuk memantau kita semua. Bukan hanya anda saja, saya juga. Jadi pasti semua ini yang di kantong pasti semua termonitor. Saya jamin sama anda," tegasnya.
Menurut Luhut apabila melakukan korupsi maka bukan hanya pribadi saja yang kena melainkan juga partai Golkar. oleh karena itu Luhut mengingatkan kadernya untuk menjaga nama baik Golkar.
Baca: Alasan Sandi Masih Enggan Bocoran Hasil Survei Terkait Penataan Tanah Abang
"Makanya OTT itu banyak. Jadi saya ingatkan. Dont ever try. Ada dua hal kepentingan anda pribadi dan nama Golkar," katanya.
Luhut yang menjabat Menteri Kordinator Bidang Maritim tersebut mengatakan apabila Golkar ingin mencapat target 18-20 persen kursi legislatifdi pemilu 2019 maka Golkar harus solid kedepannya.
Hindari berbicara yang dapat membuat Golkar terpecah, dan memperkeras faksi-faksi Golkar. Selain itu hindari praktek-praktek korupsi.
"Jelekin sini, jelekin sana. Jangan korupsi lagi. Karena korupsi salah satu yang tidak disukai masyarakat dan pemilih. Jadi jangan Golkar tuh dicap partai koruptor. Sekarang stop lah itu selera korupsi itu," pungkasnya.