Senin, 6 Oktober 2025

Curhat Keluarga Korban Pembunuhan Sopir Taksi Online kepada Menhub di Rumah Duka

Ayah korban, Supandi menceritakan ia tak menyangka anaknya meninggal karena ia mengira anaknya tak pulang karena sedang bekerja

Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakhiri waktu kerjanya di hari Minggu (25/3/2018) dengan mengunjungi keluarga almarhumah Yun Siska Rohani yang menjadi korban pembunuhan oleh sopir taksi online di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakhiri waktu kerjanya di hari Minggu (25/3/2018) dengan mengunjungi keluarga almarhumah Yun Siska Rohani yang menjadi korban pembunuhan oleh sopir taksi online.

Sesampainya di kediaman korban, yang terletak di Jalan Manunggal 2, RT 012, RW 02 Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Budi Perhubungan mendengarkan cerita mengenai kronologi meninggalnya Yun Siska.

Ayah korban, Supandi menceritakan ia tak menyangka anaknya meninggal karena ia mengira anaknya tak pulang karena sedang bekerja.

"Saya karena dapat keterangan dari Polres Bogor. Hari Minggu, jam dua siang ketemu pagi jam tujuh, jam dua siang datang ke sini saya pikir kerja, tidak tahunya sudah tidak ada," ungkap Supandi.

Supandi kemudian memberikan saran kepada pemerintah untuk dapat menggandeng operator taksi online meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan dengan kejadian yang menimpa sang putri.

Baca: ACT siapkan bantuan jangka panjang untuk Suriah dan Palestina

Tentunya, ayah dari Yun Siska itu juga berharap tidak ada lagi tindak kejahatan yang dilakukan sopir taksi online.

"Saya sebagai orangtua korban harapan pertama kejadian ini tidak akan terulang lagi, dan meningkatkan komunikasi pemerintah dan operator mengenai kenyamanan konsumen kenyamanan semua ada," tutur Supandi.

Mendengarkan cerita, keluhan, serta harapan dari keluarga korban, Budi Karya Sumadi berjanji akan meminta operator meningkatkan faktor keselamatan dan keamanan kepada pelanggan.

Misalnya melakukan penyaringan yang ketat saat menerima sopir baru.

"Badan usaha transportasi harus ada standar standar pelayanan yang harus dipenuhi,
yang nyopir harus sama akunnya. Memang keharusan kita minta aplikator memperbaiki tidak terjadi lagi," papar Budi Karya.

Budi Karya pun meminta Grab selaku perusahaan tempat sopir taksi online yang diduga membunuh Yun Siska agar memberikan pertanggungjawaban kepada keluarga korban.

"Aplikator belum datang ke sini harus tanggung jawab sesama manusia harus memerikan tanggung jawab ini kehilangan besar Pak Supandi," kata Budi Karya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved