Kamis, 2 Oktober 2025

Di Pidato Politiknya, AHY Singgung Jasa Jokowi Sampai Habibie dan Soeharto

"Mereka bisa melakukan hal positif itu karena Presiden Habibie berhasil menyalamatkan Indonesia dari krisis besar."

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/VINCENTIUS JYESTHA
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu 2019 Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyinggung sepak terjang para pemimpin negara Indonesia dari masa ke masa saat menyampaikan pidato politik di Rapimnas Partai Demokrat di Sentul Internasional Convension Center, Bogor, Minggu (1/3/2018). 

"Presiden Jokowi bisa membangun infrastruktur secara signifikan khususnya pada sektor pekerjaan umum dan perhubungan, karena Presiden SBY telah melakukan fundamental ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang kuat," ujar AHY. 

Sementara menurut AHY, Presiden SHY bisa memperkuat ekonomi nasional karna Presiden Megawati dan Presiden Abdurrahman Wahid berhasil melakukan konsilidasi politik pasca krisis.  

"Mereka bisa melakukan hal positif itu karena Presiden Habibie berhasil menyalamatkan Indonesia dari krisis besar, dan telah meletakan landasan reformasi dan demokrasi di negeri kita," ujar AHY. 

AHY memaparkan, Presiden Habibie bisa melalukan itu karena Presiden Suharto telah melakukan pembangunan diberbagai bidang di Indonesia. 

Baca: Tommy Soeharto Maju di Pilpres, Ini Tanggapan Partai Golkar

Baca: Nissan Pastikan Kembaran Mitsubishi Xpander Tidak Akan Seperti Avanza dan Xenia

"Dan ketika Indonesia berada di ambang konflik dan perpecahan hebat, beliau memilih untuk mengundurkan diri demi kebaikan bangsa," ujar AHY. 

Pemerintahan Presiden Suharto menurut AHY memiliki prestasi karna negeri ini telah diselamatkan oleh Presiden Sukarno dari berbagai serangan asing. 

"Di samping itu, Indonesia menjadi negara merdeka dan berdaulat, antara lain atas kegigihan, dan jasa besar Bung Karno," ujar AHY. 

Hal tersebut oleh AHY disebut sebagai mata rantai sejarah, apa saja yang dilakukan oleh para pemimpin negara dan generasi bangsa, dari masa ke masa. 

"Di sini pula tergambar makna keberlanjutan dan perubahan, yang baik, dilanjutkan, yang belum baik, diperbaiki," ujar AHY. 

Jika hal tersebut tidak dilanjutkan, AHY menilai nantinya negara dan rakyat akan merugi. 

"Perjalanan bangsa kita bisa maju-mundur, atau kembali ke garis awal, atau mencari-cari sesuatu yang sebenarnya sudah dimiliki," kata AHY. 
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved