Minggu, 5 Oktober 2025

Aksi Cepat Tanggap: Yang Bisa Hentikan Perang Suriah Hanya Kemanusiaan

Konflik yang masih terjadi di Suriah, tepatnya di daerah Goutha, menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia.

Tribunnews.com/Gilang Syawal
Konflik yang masih terjadi di Suriah, tepatnya di daerah Goutha, menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia. Perhatian khusus terhadap Goutha secara khusus ditujukan oleh LSM Aksi Cepat Tanggap (ACT). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gilang Syawal Ajiputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik yang masih terjadi di Suriah, tepatnya di daerah Goutha, menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia.

Perhatian khusus terhadap Goutha secara khusus ditujukan oleh LSM Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Baca: Karena Alasan Ini, Juventus Berpotensi Juarai Liga Champions

"Penderitaan konflik di Goutha sebenarnya sudah terjadi selama 3 bulan terakhir. Goutha dikepung, penduduk sembunyi di bunker sederhana dibawah rumah masing-masing, tanpa air dan makanan," kata Ahyudin, Direktur ACT saat menggelar konferensi pers, Kamis (8/3/2018) di Jakarta.

Ahyudin memastikan, konflik yang terjadi antara pemerintah dengan pemberontak seakan tiada henti.

Tidak ada jeda meski dikabarkan kedua belah pihak sepakat gencatan senjata beberapa saat.

"Sampai hari ini, saya dapat informasi dari relawan di Suriah. Tidak ada jeda bom, setiap saat pasti ada bom," ia memastikan.

Menurut Ahyudin, konflik di Suriah yang terjadi terus menerus selama 7 tahun terjadi karena banyak pemimpin global berpengaruh, tidak melakukan apa-apa untuk menyudahi perang.

"Ada koalisi global diantara pemimpin dunia yang sengaja mempertahankan Konflik Suriah. Terutama demi kepentingan perdagangan senjata dan ekonomi," tegas Ahyudin.

"Yang bisa menyudahi perang ini hanya rasa kemanusiaan," katanya lagi dengan suara yang bergetar.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved