Kesehatan dan Kecantikan Penampilan Jadi Perhatian Khusus Kelompok Sosialita Dokter Sonia Wibisono
Sonia mulai mengenal Rita dalam pertemuan kelompok wanita sosialita di sebuah kafe di Jakarta pada delapan tahun yang lalu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter kecantikan, Sonia Wibisono, berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran diduga pernah melakukan transaksi dengan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari, yang saat ini terjerat kasus pencucian uang.
Sonia mulai mengenal Rita dalam pertemuan kelompok wanita sosialita di sebuah kafe di Jakarta pada delapan tahun yang lalu.
Pertemuan itu berlanjut dengan rekomendasi barang-barang fashion merek internasional dan perawatan kecantikan kekinian atau zaman now kelompok sosialita dari dokter Sonia ke Rita.
Sonia juga pernah mengirimkan sejumlah dana ke rekening Rita atas pembayaran sejumlah barang fashion branded bekas alias second yang dijual sang bupati.
Sonia menceritakan, dia telah bergabung dengan kelompok wanita sosialitas sejak lulus kuliah pada tahun 2001.
Ia mengakui kesehatan dan kecantikan penampilan menjadi perhatian khusus bagi anggota kelompok sosialitanya.
Baca: Dokter Sonia Bantu Rita Pilih Barang Fashion Zaman Now, Sang Bupati pun Sempat Jual Tas Bekas
Sebab, mereka sebagai seorang wanita berusaha mempertahankan rumah tangganya dengan mengabdi kepada suami dan menjaga anak-anaknya.
Menurut ibu dua anak itu, untuk tujuan tersebut tidak harus dengan barang-barang fashion dan perawatan kecantikan yang mahal.
Yang terpenting adalah seorang wanita atau istri harus bisa tampil sehat, bersih, menarik, dan rapi.
"Kalau saya pribadi mengutamakan kesehatan lahir batin yang penting, dan bukan materi," ujar anak dari pasangan Idrian Wibisono dan Lina Wibisono, yang juga berprofesi sebagai dokter itu.
"Yang penting, kita bisa bahagia, dari melakukan hobi-hobi, membahagiakan dan membantu orang lain yang membutuhkan," imbuhnya.
Baca: Mengenal Mbah Moedjair, Sang Penemu Ikan Mujair yang Kalah Tenar dari Penemuannya
Oleh karena itu, lanjut Sonia, apa yang dilakukan oleh Rita sebagai seorang wanita dan kepala daerah yang ingin tampil cantik dengan perawatan fisik dan perlengkapan fashion-nya adalah hal yang wajar.
"Iya wanita itu dituntut dandan cakep, karena harus bisa jadi ibu, rawat anak, rawat rumah, tapi kalau pulang suami lihat istri jelek, maka dia cari cewek cantik di luar. Padahal, istrinya sudah kerja keras di rumah sehingga enggak sempat dandan," selorohnya.
Sonia menceritakan, kelompok sosialitanya terdiri dari para istri anggota DPR, istri menteri, artis film dan sinetron, pengusaha, politisi, pejabat, pemerintahan, duta besar luar negeri, orang yayasan hingga ibu rumah tangga.

"Semua kalangan ada, mas," ujar dokter yang menjadi pembawa program acara kesehatan di sejumlah stasiun televisi itu.
Ia menjelaskan, dirinya bersama Rita Widyasari dan teman-teman sosialitanya tidak semata mengenakan pakaian atau barang-barang fashion dan perhiasan bermerek internaiaonal.
Sebab, banyak juga kegiatan amal yang bersifat positif yang dilakukan oleh kelompok ini.
Kegiatan-kegiatan kelompok sosialita yang diikutinya bersifat saling berbagi dengan orang lain yang membutuhkan.
Baca: Polisi Jaring Tujuh Pasangan Diduga Berbuat Mesum di Hotel dan Tempat Hiburan Malam
Di antaranya membantu anak-anak yatim piatu dan yayasan panti jompo, membantu anak yang sakit dan penderita cacat, hingga bergabung dengan organisasi sosial dan pelestarian budaya Indonesia.
Selain itu, ada juga kegiatan peluncuran program hingga talskhow kegiatan sosial. "Jadi, memang wadah untuk pergaulan yang positif. Sosialita itu kan artinya orang-orang yang suka bersosialisasi,' ujarnya.
Kegiatan-kegiatan yang bersifat saling berbagi tersebut membuat Sonia mendapatkan kebahagiaan tersendiri. Sebab, baginya kekayaan duniawi adalah bersifat fana.

"Karena dengan berbagi dengan orang lain, maka kita akan berbahagia balik ke diri sendiri," ucapnya.
Kegiatan kelompok sosialita yang membuatnya paling berkesan dan bermakna adalah saat bisa membantu anak yatim piatu serta orang tua jompo.
Baca: Sambil Menangis Sesenggukan Pelaku Pelecehan Seksual di National Hospital Meminta Maaf
Kegiatan-kegiatan itu membuatnya tersadar dirinya sebagai manusia ciptaan Tuhan harus terus bersyukur atas apa yang didapat dan membantu orang lain yang membutuhkan.
"Selain selalu bersyukur. Berbahagia bukan dari berapa banyak harta yang kita miliki. Tapi, dari dalam hati diri kita sendiri. Itu namanya content, dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan, berbuat baik kepada sesama,' ujarnya.
"Bisa melampiaskan stres juga dengan melakukan hobi-hobi kita (berbagi dan membantu orang lain). Banyak orang kaya yang stres kan," selorohnya. (Tribun Network/Abdul Qodir)