Kepala BMKG: Bukan Merevisi Dari Kekuatan 6,4 menjadi 6,1 SR Tapi Menyempurnakan
Secara ketentuan, Dwikora menjelaskan, maksimum lima menit setelah kejadian berlangsung, BMKG harus mengumumkan kekuatan gempabumi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikora Karnawati menjelasakan alasan terjadi evaluasi kekuatan gempa bumi Selasa (23/1/20178) dari yang diumumkan awal 6,4 SR menjadi 6,1 SR.
Secara ketentuan, Dwikora menjelaskan, maksimum lima menit setelah kejadian berlangsung, BMKG harus mengumumkan kekuatan gempabumi.
"Dalam 5 menit ini, kami umumkan kekuatan gempa 6,4 SR," ujar Dwikora ketika diwawancarai Kompas TV, Selasa (23/1/2018).
Dalam waktu itu, imbuhnya, sensor-sensor yang tertangkap di ruang kontrol BMKG masih terbatas.
Namun setelah bertambahnya waktu, jelas dia, baik itu 10 menit, 15 menit kemudian, makin banyak sensor yang masuk terdeteksi di pusat kontrol BMKG.
"Dan itu menyempurnakan. Bukan meralat, bukan merevisi. Tapi menyempurnakan perhitungan sebelumnya yang 6,4 SR," jelasnya.
Berdasarkan sensor-sensor yang masuk ke pusat kontrol, BMKG menyempurnakan pengumuman kekuatan gempa sebelumnya menjadi 6,1 SR.
Hingga kini, BMKG masih terus menangkap sensor-sensor yang masuk, lanjutnya, yang nantinya bisa disempurkan lagi.
"Tapi kurang lebih seperti itu. Tidak akan berubah menjadi 3 atau 7 SR. Itu tidak," tegasnya.
Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan 6,1 SR terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Propinsi Banten pada kedalaman 61 km.
Demikian dikutip Tribunnews.com dari keterangan tertulis BMKG, Selasa (23/1/2018).
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, II SIG-BMKG (IV-V MMI).
Gempa bumi selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia.
Hingga pukul 13:46 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Cilangkahan dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.(*)