Korupsi KTP Elektronik
Sehari Sebelum Penangkapan Fredrich Waswas Banyak Mobil Datang ke Gang Rumahnya
Seorang tetangga, menceritakan Fredrich sempat beberapa kali bertanya kepada tetangga ketika banyak mobil datang ke gang rumahnya.
FREDRICH Yunadi, mantan pengacara tersangka Setya Novanto, sempat terlihat waswas sehari sebelum penangkapan dirinya oleh KPK, Jumat (12/1/2018) malam.
Seorang tetangga sekitar rumah Fredrich, menceritakan Fredrich sempat beberapa kali bertanya kepada tetangga ketika banyak mobil datang ke gang rumahnya.
Padahal saat itu, mobil-mobil itu merupakan tamu dari warga yang bertempat tinggal di dekat rumahnya.
"Pak Fredrich sempat bolak-balik nanya mobil siapa? Mobil siapa? Beberapa kali saat Kamis (11/1/2018) siang," ujar tetangga itu ketika ditemui di dekat kediaman Fredrich di Jakarta, Sabtu (13/1/2018).
Ketika itu, Fredrich dari siang hingga sore terlihat pergi dan pulang ke rumah.
Mobil VW kuning yang biasa dipakai, berada di depan rumah.
Sang tetangga sempat bertanya kepada Fredrich, namun hanya dijawab akan keluar lagi untuk rapat.
"Dia bilangnya hanya ingin rapat. Terus tidak lama masuk ke rumah, keluar lagi," tuturnya.

Begitu juga pada Jumat siang. Dia masih melihat keberadaan Fredrich di kediamannya yang hanya berjarak 500 meter dari rumah Setya Novanto.
Baca: Ribut-ribut Isu Uang Saksi Rp 40 Miliar, Bawaslu Minta La Nyalla Ajukan Bukti
Setelah itu, kabar penangkapan Fredrich Yunadi baru didengarnya pada Sabtu pagi.
Selama bertetangga dengan Fredrich, dia mengaku tidak banyak berbincang.
Obrolan pada dua hari lalu seingatnya adalah yang ketiga kali.
Pemuda itu mengatakan Fredrich bukanlah pribadi yang suka menyapa tetangganya, tidak juga membuka kaca mobil ketika melewati kerumunan orang di gang.
"Jarang, jarang. Tegur saja tidak kok. Buka kaca mobil paling cuma buat buka gerbang aja, kan pakai remote pintunya. Beda sama istrinya. Istrinya malah baik, suka keluar ngobrol," jelasnya.
Di rumah itu, Fredrich tinggal bersama istri dan seorang pembantu.
Sedang anaknya, sesekali terlihat karena sedang sekolah di luar negeri.

Rumah mantan pengacara Jenderal Pol Budi Gunawan (kini Kepala Badan Intelijen Negara/BIN) tersebut terlihat tidak terlalu mencolok dibanding dengan rumah di sampingnya.
Rumahnya berlantai satu, dikelilingi pagar yang ditumbuhi tanaman merambat.
Pagar rumah yang terbuat dari kayu, menurut tetangga, jarang sekali terbuka.
Hanya seorang pembantu yang suka masuk keluar untuk sekadar bercengkrama atau membeli sayuran di pedagang keliling.
Baca: Fredrich Yunadi: Anak Buah Saya Cewek Dapat Ancaman dari KPK
Lecehkan Pengacara
Mengintip ke dalam, tiga unit mobil mewah terparkir di halaman.
Mobil VW kuning yang biasa dipakai Fredrich, Lexus, dan Toyota Fortuner. Tidak terlihat ada aktivitas berarti di dalam rumah.
Fredrich Yunadi kepada pengacaranya, Sapriyanto Refa mengatakan rumahnya sempat dikepung penyidik KPK sesaat sebelum penangkapan.
Mendengar hal itu, Sapriyanto yang baru saja tiba di rumahnya di bilangan Depok, Jawa Barat, langsung bergegas ke tempat tinggal Fredrich di Jakarta Selatan.
"Beliau bilang rumahnya dikepung, jadi ya saya langsung ke lokasi," ujarnya.

Di rumah Fredrich, terdapat sejumlah penyidik KPK menumpang delapan unit mobil. Di sana, mereka menunggu kedatangan sejak pukul 22.00 WIB.
Namun, yang bersangkutan sedang berada di RS Medistra Jakarta bersama sang istri.
Saat menunggu itulah, para penyidik memberi tahu Fredrich sudah bersama dengan ketua tim penyidik Ambarita Damanik di rumah sakit.
Ketika itu juga, penyidik mempersilakan Sapriyanto untuk menemui kliennya di gedung KPK.
Baca: Al Khaththath Protes Rekomendasi Para Ulama Presidium 212 Tak Digubris Gerindra, PAN dan PKS
"Ya akhirnya saya ketemu Pak Fredrich di KPK," ucapnya.
Cara penangkapan seperti itu, kata Sapriyanto dianggap melecehkan profesi pengacara.
Bukan tidak mungkin, katanya, akan ada pengacara lain diperlakukan serupa.
Seharusnya, apabila tidak dapat memenuhi pemanggilan pertama, tidak perlu ada penangkapan.
Alasannya, masih ada pemanggilan kedua sesuai hukum acara pidana.
Adapun alasan tidak hadirnya Fredrich pada pemanggilan pertama, ia ingin mempersiapkan diri secara baik dan menghormati proses etik yang akan berjalan.
"Bukan tidak mau memenuhi, kami ingin mempersiapkan diri dulu dan membiarkan proses etik berlangsung," jelasnya. (tribunnetwork/amriyono)