Isran Noor Siapkan Uang Rp 80 Miliar Untuk Pilkada Kalimantan Timur
Untuk mendulang elektabilitasnya sebagai Calon Gubernur, putra asli Samarinda itu mengaku sudah menyiapkan sekitar Rp 80 miliar dari kocek pribadinya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isran Noor menyebut banyak potensi yang dimiliki Kalimantan Timur (Kaltim) yang gagal dimanfaatkan Gubernur-gubernur sebelumnya.
Mantan Bupati Kutai Timur tersebut menilai akibat potensi yang tidak termanfaatkan berimbas terhadap perekonomian Kalimantan Timur.
Khususnya saat harga batu bara turun.
Ia menganggap selama ini Kaltim terlalu tergantung kepada batu bara.
Baca: Alasan Jokowi Sekarang Tidak Hanya Beri Hadiah Sepeda Tetapi Juga Modal Usaha
Padahal banyak potensi lain di bidang pariwisata, pertanian, perikanan, dan perkebunan yang kurang dimaksimalkan.
"Banyak sumber daya lain yang bisa dikembangkan," kata Isran Noor di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2017).
Hal tersebut sudah ia buktikan saat menjabat sebagai Bupati Kutai Timur.
Baca: Ditinggal PKS Dalam Pilgub Jawa Barat, Demokrat: Tidak Masalah
Ia mengaku bisa mendiversifikasi pendapatan daerah, alhasil daerahnya menjadi daerah yang paling bisa bertahan saat harga batu bara merosot tahun 2015 lalu.
Dengan modal tersebut, ia yakin bisa memajukan Kaltim.
Isran Noor rencanannya akan maju sebagai Calon Gubernur Kaltim didampingi Kader PKS yang juga merupakan anggota DPR RI, Hadi Mulyadi.
Baca: Menteri Kesehatan Berharap Tidak Ada Penolakan Imunisasi Difteri
Pasangan tersebut akan diusung PKS, Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Untuk mendulang elektabilitasnya sebagai Calon Gubernur, putra asli Samarinda itu mengaku sudah menyiapkan sekitar Rp 80 miliar dari kocek pribadinya.
Angka tersebut bisa berubah, tergantung dengan siapa pasangan yang akan dilawan.
"Sampai saat ini kan lawannya belum jelas," ujarnya.
Baca: Airlangga: Nama Ketua DPR Akan Diputuskan Setelah Pembukaan Sidang DPR Awal 2018
Uang tersebut antara lain untuk alat peraga yang antara lain berbentuk atribut kampanye, serta paket-paket yang ia sebut sebagai "Paket Rumah Tangga," seperti kalender.
Paket tersebut ditujukan untuk lebih dari 400 ribu Kepala Keluarga (KK).
Hadi Mulyadi, ditemui pada kesempatan yang sama, mengaku tidak ikut mengeluarkan uang untuk dana kampanye, kecuali untuk pengeluaran pribadinya.
Ia menyebut sumbangannya untuk pasangan tersebut adalah berbentuk komitmen.
"Dari kesepakatan, beliau semua yang menanggung, saya diminta dengan hormat, saya tidak keluar uang pribadi, tapi saya keluar dari anggota DPR RI," ujarnya.
Hadi Mulyadi yang pernah maju sebagai Calon Gubernur Kaltim pada 2008 lalu, mengaku sudah tahu trik agar biaya kampanye yang dikeluarkan bisa efektif dan efisien.
Putra asli Samarinda itu mengaku tidak mau membeberkan detail strateginya.
Baca: Seorang ABG di Bogor Jadi Korban Pemerkosaan 4 Pemuda Hingga Alami Pendarahan
Namun, hal itu menurut Hadi Mulyadi dilakukan dengan menyambangi warga secara langsung.
Pada 2008 lalu, ia sudah membuktikan bahwa kampanye bisa dilakukan dengan dana secukupnya.
Saat itu, Hadi Mulyadi hanya mengeluarkan uang tidak sampai Rp 2 miliar dan rata-rata saingannya mengeluarkan uang Rp 10-20 miliar.
"Saya lolos putaran kedua, kalah selisihnya dua persen saja," ujarnya.
Mendulang elektabilitas di Kaltim menurutnya tidak mudah, antara lain karena akses infrastruktur dan komunikasi yang terbatas.
Hal itu akan dijawab dengan cara menyambangi langsung warga, di kantong-kantong suara Kaltim, yang terdapat di Balikpapan, Samarinda dan Kutai Kertanegara.
"Di segitiga emas yang kita sebut, ada tujuh puluh persen suara. Sisanya bukan kita abaikan, tapi tidak signifikan," katanya.