Temui Din Syamsuddin, Perwakilan dari AS Ingin Belajar Keragaman dari Indonesia
Din menjelaskan, kunci keharmonisan di tengah keragaman itu yakni adanya Pancasila sebagai ideologi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsyuddin pada siang ini, Selasa (28/11/2017) menerima tamu kehormatan dari Amerika Serikat di kantornya, Gedung Sekretariat Negara, Menteng, Jakarta Pusat.
Adapun lima orang yang bertemu dengan Din yakni House of Representative State of California, Michael Honda; Supreme Court Judge of New York, Bruce balter; House of Representative State of Georgia, Tom Taylor dan Silicon Valley United Nations Association Co-chair Advocacy, Mahmud Altum.
Para tamu kehormatan Amerika Serikat itu menemui Din dalam rangka mempelajari keragaman yang ada di Indonesia.
Dalam sambutannya, Din menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang memliki sebanyak 700 lebih suku, bahkan ada ribuan bahasa serta keragaman agama yang diakui maupun agama lokal.
Din menjelaskan, kunci keharmonisan di tengah keragaman itu yakni adanya Pancasila sebagai ideologi negara dan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. Keduanya itu adalah pemersatu bangsa ditengah keragaman yang ada.
"Kunci keragaman itu ada di Pancasila. Pancasila sejalan dengan agama yang ada di Indonesia. Selain itu ada semboyan Bhinneka Tunggal Ika," kata Din.
Baca: Dapat Double Anggaran, Wakil Ketua DPRD Jakarta Minta PAUD Benar-benar Diverifikasi
Saat dialog dimulai, masing-masing perwakilan menceritakan bagaimana mereka mempelajari banyak hal tentang keragaman dari Indonesia. Beberapa perwakilan mengaku telah menerapkannya.
Dari pertemuan itu, tercetus ide agar adanya dialog antarpemuka agama dari Amerika Serikat dengan pemuka agama yang ada di Indonesia.
Din mengungkapkan, hal tersebut pernah dilakukan Indonesia dalam forum Indonesia-Amerika Serikat Interfaith Forum di Jakarta pada 2010 silam.
"Dialog itu penting diadakan antara Indonesia sebagai negara dengan masyarakatnya pemeluk agama Islam terbesar di Dunia," kata Din.