Penyidik KPK Diteror
TGPF Kasus Novel Baswedan Masih Diperlukan
Kalau saya pribadi bersama mantan pimpinan yang datang ke sini dan seluruh aktivis antikorupsi, ingin terus mengupayakan kalo bisa ada TGPF.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun Polda Metro Jaya telah merilis dua sketsa wajah terduga pelaku penyiraman air keras, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad menilai Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) masih diperlukan untuk mengungkap kasus penyerangan air keras terhadap penyidik senior Novel Baswedan.
Ini karena meski telah beberapa bulan berlalu, pihak kepolisiaan hingga kini belum mengungkap kasus tersebut. Dia meyakini TGPF akan memperudah dan membantu Polri menangkap pelakunya.
"Kalau saya pribadi bersama mantan pimpinan yang datang ke sini dan seluruh aktivis antikorupsi, ingin terus mengupayakan kalo bisa ada TGPF. Fungsinya membantu pihak kepolisian supaya bisa cepat menyelesaikan kasus ini," ucap Abraham Samad, Senin (27/11/2017) di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Masih menurut Abraham Samad, TGPF menjadi option yang bisa diharapkan banyak pihak untuk mempercepat pengungkapan kasus.
Baca: Lulung: Ada apa dengan Tanah Abang? Why, Ombudsman?
"Makanya saya bilang karena sekarang sketsa udah ada, harus dibentuk TGPF supaya tim ini membantu kepolisian. Karena berdasarkan sketsa itu TGPF bisa bekerja kan," katanya.
Diketahui, Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis telah merilis dua sketsa wajah yang diduga pelaku penyerangan air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Atas perkara ini, penyidik yang jumlahnya ratusan itu telah memeriksa kurang lebih 66 saksi. Dari 66 saksi tersebut kemudian penyidik Polda Metro Jaya menerbitkan dua sketsa wajah.