Korupsi KTP Elektronik
Setnov Diburu KPK, Dukungan Golkar untuk Jokowi Terancam
Di saat inilah, kata Arif, faksi-faksi politik bekerja mengkonsolidasikan kekuatan untuk merebut jabatan-jabatan penting di partai.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konstelasi politik dikabarkan akan berubah seiring penetapan Ketua Umum Golkar Setyo Novanto sebagai tersangka untuk kedua kalinya oleh KPK.
Tidak saja di internal Golkar, namun juga ke konstelasi politik eksternal Golkar.
“Pasca-jadi buronan KPK, geliat internal Golkar bakal dinamis. Faksi-faksi politik segera mengkonsolidasikan diri dan membangun kekuatan untuk memperebutkan posisi ketum Golkar,” ujar analis politik POINT Indonesia Arif Nurul Imam melalui pesan singkat, Kamis (16/11/2017).
Menurut Arif, kader-kader Golkar yang bukan faksi Setya Novanto (Setnov) akan segera mendorong Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) untuk menggantikan posisi Ketua Umum dan jabatan penting lainnya di partai berlambang pohon Beringin itu.
Baca: 6 Fakta Seputar Novanto, Hilang Saat KPK Datang Sampai Sayembara Bernilai Rp10 Juta
Baca: Formappi: Tindakan Novanto Bersembunyi dari KPK Memalukan dan Rusak Martabat DPR
Di saat inilah, kata Arif, faksi-faksi politik bekerja mengkonsolidasikan kekuatan untuk merebut jabatan-jabatan penting di partai.
“Kondisi Golkar ini juga tak menguntungkan bagi Presiden Jokowi, karena dukungan Golkar pada Pilpres 2019 bisa dianulir jika faksi yang memenangkan pertarungan internal bukan faksi yang terkoneksi dengan Jokowi,” ujar Arif.
Untuk diketahui setelah mentapkan Novanto tersangka, penyidik KPK kemudian melayangkan panggilan kepada Ketua DPR tersebut pada Rabu, (15/11/2017).
Namun panggilan tersebut kembali tidak digubris Novanto. Pada malam harinya sekitar pukul 21.00 WIB, KPK kemudian menyambangi kediaman Novanto di Kawasan kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan membawa surat penangkapan.
Namun upaya KPK kembali nihil setelah Novanto tidak ada di rumahnya.