Pemerintah Tidak Bisa Protes Ke Negara yang Mengakomodir Acara Papua Merdeka
Pasalnya di negara tempat acara itu digelar, hal tersebut merupakan bagian dari kebebasan
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring dengan meningkatnya intensitas penembakan di Papua, acara-acara yang digelar pendukung Papua Merdeka di negara-negara tetangga, termasuk Australia, juga meningkat.
Wakil Menteri Luar Negeri Aburrahman Mohammad Fachir, mengakui, pihaknya memperhatikan hal tersebut.
"Jelas dong, kita memberikan perhatian kepada itu, tapi di saat yang sama kita juga menyampaikan informasi-informasi kemajuan-kemajuan yang diperoleh di Papua, " ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Terhadap negara-negara yang mengakomodir acara-acara penggalangan dukungan agar Papua lepas dari pangkuan ibu pertiwi, Aburrahman Mohammad Fachir, menyebut pemerintah tidak bisa begitu saja melayangkan protes. Pasalnya di negara tempat acara itu digelar, hal tersebut merupakan bagian dari kebebasan berekspresi.
"Tidak-tidak, itu kan umpamanya, kebebasan ekspresi mereka terjamin," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Minggu lalu, pos Brimob Polri yang berada antara mill 66 dan mll 67 Tembagapura, ditembaki kelompok kriminal bersenjata. Atas insiden tersebut, tidak ada anggota Polri yang terluka, namun demikian satu unit kendaraan operasional Polri rusak akibat timah panas.
Seminggu sebelum kejadian penembakan itu, kelompok kriminal bersenjata sempat menyerang rombongan Brimob di perbukitan di kawasan Tembagapura. Atas insiden itu, seorang anggota Batalyon B Pelopor Brimob Papua, Briptu Berry Pramana Putra, tewas.