Jumat, 3 Oktober 2025

Korupsi KTP Elektronik

Tahu Setya Novanto di Belakang Proyek e-KTP, Pengusaha Ini Mundur

Bahkan karena keterlibatan Setya Novanto itu juga yang mengakibatkan Wirawan mundur dari proyek e-KTP.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
Alex Suban/Alex Suban
Ketua DPR Setya Novanto menghadiri pelantikan Anies dan Sandiaga, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022. (Warta Kota/Alex Suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Avidisc Crestec Interindo Wirawan Tamzil mengungkapkan mendengar keterlibatan Seya Novanto dalam proyek e-KTP.

Bahkan karena keterlibatan Setya Novanto itu juga yang mengakibatkan Wirawan mundur dari proyek e-KTP.

PT Avidisc Crestec Interindo adalah penyedia produk Automated Finger Print Identification System (AFIS) merek Kojen.

Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) miliknya yang dibacakan hakim, Wirawan mundur karena situasi tidak enak dan dia diberitahu oleh Yohanes Tan ada keterlibatan Setya Novanto.

"Situasi yang nggak enak gitu dimana? keterangan Bapak di penyidik 'saya tidak mau terlibat di situ ada Setya Novanto'?" tanya hakim ketua Jhon Halasan Butar Butar saat persidangan e-KTP terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (27/10/2017).

"Itu yang beritahu saya Yohanes Tan," jawab Wirawan Tanzil.

Yohanes Tan yang dimaksud adalah Direktur PT Java Trade Utama, Yohanes Richard Tanjaya.

Baca: Polisi Periksa 7 Saksi Kebakaran Pabrik Kembang Api di Tangerang

Wirawan mengaku tidak terlalu mendalami mengenai informasi mengenai ketelibatan Novanto karena saat itu dia memilih mundur.

Sikap untuk mundur diambil karena suasana yang dialami di e-KTP dirasa tidak lagi enak.

Wirawan ribut dengan Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra Paulus Tannos.

"Situasinya ya saya juga sempat ribut dengan Pak Paulus. Kata-katanya enggak enak pada saya. Bicaranya selalu dengan tekanan bahwa ya di belakangnya ada orang, saya harus begini. Saya tidak mau," ungkapnya.

Wirawan juga mengungkapkan mengenai kejadian proof of concept (POC) antara perusahannya dengan produk milik Direktur PT Biomorf Johanes Marliem.

Marliem adalah penyedia AFIS merek L-1. Ceritanya, Kojen dan L-1 akan dibandingkan untuk mencari yang lebih baik. POC ditentukan dilaksanakan di Casablanka, namun L-1 tidak hadir. Kojen sendiri berhasil melewati tahap POC tersebut.

Sayang, bukan Kojen yang digunakan di e-KTP namun justru L-1 yang tidak datang POC tahap internal.

"Saya undurkan diri. Karena waktu itu POC setelah saya lihat situasi tidak enak, lalu saya diberitahu, ya saya undurkan diri," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved