Kamis, 2 Oktober 2025

Calon Presiden 2019

Gatot Nurmantyo Bisa Gerus Suara Prabowo Subianto

Manuver politik Gatot yang dilakukan selama beberapa waktu terakhir juga membuat elektabilitasnya semakin terangkat.

Editor: Johnson Simanjuntak
KOMPAS.com/ MOH NADLIR
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menganggap polemik ribut-ribut soal pembelian senjata oleh institusi non-militer adalah bentuk dari proxy war yang sering dirinya khawatirkan. Hal itu diungkapkan Gatot di Gedung Pusat Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/10/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menilai, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bisa menggerus suara Prabowo Subianto apabila menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Joko Widodo pada Pemilu 2019.

"Yang paling potensial menggerogoti suara Pak Prabowo ya Gatot," kata Burhanuddin dalam diskusi 'Siapa Cawapres Jokowi?' yang digelar relawan Pro Jokowi (Projo) di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2017).

Burhanuddin menilai, Gatot memiliki basis pemilih yang seragam dengan Ketua Umum Partai Gerindra.

Manuver politik Gatot yang dilakukan selama beberapa waktu terakhir juga membuat elektabilitasnya semakin terangkat.

Berdasarkan survei terakhir indikator politik pada 17-24 September 2017, elektabilitas Gatot mencapai 10 persen.

Dari 16 nama yang disodorkan ke responden, Gatot hanya kalah dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja yang meraih 16 persen suara.

"Jangan-jangan Jokowi menikmati manuver Pak Gatot belakangan. Buktinya Pak Gatot tidak dipecat," tambah dia.

Baca: Mulai Senin Depan, TransJakarta Operasionalkan 6 Rute Anti-Macet

Burhanuddin juga menilai, Jokowi dan Gatot bisa menjadi pasangan yang saling melengkapi. Keduanya merupakan kombinasi sipil militer.

Gatot juga dianggap sebagai sosok yang mewakili pemilih Islam, sementara Jokowi sosok yang lebih nasionalis.

"Meski saya pribadi mengkritik manuver politiknya yang terlalu liar, tapi ternyata itu semacam dog wisthle. Manuvernya menarik segmen pemilih baru untuk Pak Jokowi," kata Burhan.

Dalam wawancara dengan Kompas, Jokowi enggan menjawab lugas soal siapa cawapres yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019.

"Kita masih menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Ini setiap Sabtu Minggu masih muter terus dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Basuki Hadimuljono) untuk meninjau proyek," kata Jokowi.

Ketika ditanya kembali soal cawapres, Jokowi kembali menjawab "Kita masih fokus pada pekerjaan yang belum selesai soal infrastruktur."

Adapun Gatot sebelumnya menegaskan bahwa tidak etis bagi dirinya untuk berambisi menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved