Panglima TNI Akan Segera Keluarkan Rekomendasi Agar Senjata Polri Tidak Ditahan
Pembelian 280 pucuk senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) berikut dengan 5.932 butir pelurunya, ternyata bermasalah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembelian 280 pucuk senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) berikut dengan 5.932 butir pelurunya, ternyata bermasalah.
Namun, menurut Menteri Koordinator bidang Poitik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto sudah ada kesepakatan untuk menuntaskan hal itu.
Wiranto menyebut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, akan segera mengeluarkan surat rekomendasi, agar senjata-senjata yang saat ini masih di tahan di gudang bandara Soekarno-Hatta, bisa segera dikeluarkan.
"Berkaitan dengan SAGL yang masih tertahan di Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, akan segera dikeluarkan rekomendasi dari Panglima TNI, dengan catatan amunisi tajamnya dititipkan ke Mabes TNI," ujar Gatot, di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2017).
Jika Polri membutuhkan peluru-peluru tajam tersebut, menurut Wiranto maka Mabes TNI akan segera mengeluarkannya. Lebih lanjut mengenai mengapa senjata yang dibeli oleh Polri sempat ditahan, dan kenapa peluru tajam harus ditiipkan ke Mabes TNI, Wiranto tidak menjelaskannya.
"Selanjutnya, kami mohon kepada institusi negara maupun masyarakat, untuk memahami hal ini, dan tidak lagi dikembangkan di ruang publik, hal-hal yang kurang jelas, tentu bisa ditanyakan ke institusi terkait," katanya.
Wiranto mengakui bahwa regulasi soal pembelian senjata sampai saat ini masih tumpang tindih, sehingga memungkinkan adanya perbedaan interpretasi atas aturan tersebut. Oleh karena itu, kedepannya, akan dibuat aturan tunggal mengenai pembelian senjata.
Usai konferensi pers, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, yang hadir dalam konferensi pers tersebut, tidak mau buka mulut mengenai keputusan tersebut. Sementara Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, memiih untuk menghindari wartawan.