Kamis, 2 Oktober 2025

Presiden Jokowi Tak Mau Komentari Urusan Senjata Polri

Presiden RI Joko Widodo tidak mau mengomentari peristiwa bocornya informasi pembelian ribuan pucuk senjata oleh Polri.

Kabidpenum Puspen TNI /Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H
Presiden RI Ir. H. Joko Widodo selaku Inspektur Upacara, Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jl. Pondok Gede, RT.1/RW.2, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2017). Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama Kepala Staf Angkatan turut hadir dalam acara tersebut. (Kabidpenum Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo tidak mau mengomentari peristiwa bocornya informasi pembelian ribuan pucuk senjata oleh Polri.

Ia menganggap hal tersebut merupakan urusan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto.

"Itu teknis, itu tanyakan ke Pak Menkopolhukam," ujar Presiden kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2017).

Baca: Kisah Pierre Tendean Ditodong Pasukan Tjakrabirawa dan Berakhir Maut di Lubang Buaya

Wiranto, yang ikut menemani Presiden menghadiri upacara Hari Kesaktian Pancasila, mengimbau kepada masyarakat, untuk mempercayakan ke pihak-pihak yang berwenang, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), terkait masalah-masalah strategis negara.

Untuk urusan senjata, Wiranto mengatakan tidak semua hal bisa menjadi konsumsi publik.

Namun ia memastikan, bahwa setiap permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan stabilitas nasional, akan diselesaikan dengan baik oleh pemerintah.

"Maka kalau saya harus menyampaikan secara menyeluruh kepada publik, publik bukan suatu tempat untuk menyelesaikan suatu diskurus, menyelesaikan masalah-masalah seperti ini," ujarnya.

Baca: Bung Karno Sedang Apa Saat Malam Penculikan Para Jenderal TNI AD?

Informasi tersebut bermula dari pesan di aplikasi Whats App, yang tidak jelas sumbernya.

Informasi tersebut menyebut bahwa ada senjata yang ditahan BAIS TNI, yakni senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk dan 5.932 butir peluru.

Saat ini, senjata tersebut masih tertahan di gudang bandara.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo sudah mengklarifikasi, bahwa senjata yang saat ini masih berada di gudang Bandara Soekarno-Hatta, adalah senjata yang dipesan oleh Polri.

Ia membantah jika senjata-senjata tersebut ditahan, dan menurutnya pembelian senjata itu sudah sesuai aturan yang ada.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved