Senin, 6 Oktober 2025

Tokoh Pemuda Aceh, Kamaruddin Daftar Caleg PSI

Kamaruddin, Selasa (19/9/2017) hari ini, datang ke kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendaftar sebagai calon anggota legislatif.

Editor: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh pemuda Aceh, Kamaruddin, Selasa (19/9/2017) hari ini, datang ke kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendaftar sebagai calon anggota legislatif.

Kamaruddin yang juga Ketua DPW PSI Aceh ini sudah mantap menjadi caleg PSI. Menurutnya, memperbaiki negara harus masuk ke sistem dan parlemen, dan itu harus melalui partai politik.

“Saya berniat maju ke DPR RI dari Dapil Aceh 2 untuk membangun sumber daya manusia Aceh, menggenjot pertumbuhan ekonomi, dan berusaha membangun kembali peradaban Aceh yang pernah luluh-lantak karena konflik dan tsunami,” ungkap Kamaruddin.

Senada dengan itu, mantan juru runding GAM, Teuku Kamaruzzaman mengenal Kamaruddin sejak masih sebagai aktivis mahasiswa di UGM.

“Integritas beliau dari dulu sampai sekarang tak perlu diragukan lagi. Perlu wakil Aceh yang progresif di masa depan seperti Kamaruddin” ujar Teuku Kamaruzzaman.

Baca: Giring Nidji Jadi Caleg, Maju Melalui PSI

Menurut Teuku Kamaruzzaman, konflik yang pernah terjadi di Aceh meruntuhkan peradaban Aceh, begitu pula tsunami.

“Saya percaya Kamaruddin mampu menjadi wakil Aceh 2019 untuk kembali membangun peradaban Aceh,” ungkap Teuku Kamaruzzaman.

TAF Haikal, Tokoh Gerakan Sipil Aceh, turut mengucapkan selamat kepada Kamaruddin lewat testimoninya.

“Saya mengucapkan selamat kepada sahabat saya yang insya allah 2019 bertarung sebagai salah satu caleg untuk DPR di dapil Aceh 2 dari PSI. Saya sangat mengapresiasi, beliau tokoh muda Aceh yang sudah banyak bekerja dan menyuarakan Aceh. Dan ini kesempatan tokoh-tokoh muda Aceh maju ke Senayan. Selamat bertarung,” ungkapnya.

Disamping itu, Ketua Umum PSI Grace Natalie dalam sambutannya mengatakan bahwa di Aceh sudah banyak yang mengenal sepak terjang Kamaruddin.

“Kamaruddin adalah aktivis HAM Aceh, membela berbagai kasus hukum dan kemanusiaan rakyat Aceh dan juga aktivis lingkungan hidup di Aceh, hari ini mengambil keputusan untuk membangun Aceh,” kata Grace.

Grace menambahkan, dengan segala keistmewaan Aceh dan kekhususannya, kita harus melakukan sesuatu secara optimal untuk kesejahteraan rakyat Aceh.

“Dengan hadirnya Bro Kamaruddin, seorang caleg yang baik, semoga Aceh bisa maju pesat dan perkembangannya signifikan. Kelak ada wakil rakyat aceh yang bisa mengawal kekhususan dan keistimewaan Aceh, yaitu Bro Kamaruddin. Selamat berjuang,” ungkap Grace.

Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni juga memberikan sambutan atas kedatangan Kamaruddin maju menjadi caleg.

“Kehadirannya menggenapkan open rekutmen caleg PSI, sebab tak ada Indonesia tanpa adanya Sabang. Sekarang PSI menerima pendaftaran caleg dari seorang putra paling barat Indonesia yakni Aceh” sambut Toni.

Kehadiran Kamaruddin, lanjut Toni, menunjukkan kepada publik bahwa kita perlu menyadari apa itu sesungguhnya nasionalisme.

“Ya, nasionalisme itu harus fresh dan baru. Nasionalisme itu harus hidup bukan mati. Jika orang sering sebut NKRI harga mati, maka kini kita menyebut NKRI adalah harga hidup. Kita harus hidup siap berdialog, berdiskusi dan berdebat. Saya mengucapkan selamat kepada Kamaruddin semoga memenangkan pertarungan 2019 nanti,” ungkap Toni.

Hal menarik lain dari acara pendaftaran Kamaruddin mendaftar caleg PSI adalah pernyataan istri Kamaruddin, Ilmia Rahayu yang memberikan testimoni.

“Saya mengenalnya ketika di kampus UGM, Kamaruddin adalah salah seorang pengacara yang me-back up kasus wartawan Bernas yaitu Udin. Ketika itu saya di pers mahasiswa dan suami saya aktif di lembaga hukum,” cerita Rahayu.

Rahayu mendukung Kamaruddin menjadi caleg dari PSI, karena ada nilai-nilai bersama yang selama ini sama diperjuangkan, anti intoleransi dan anti korupsi.

“Nah, kalau dia nanti korupsi, saya yang akan langsung mengantarkannya ke KPK,” ungkap Rahayu.

Kamaruddin dilahirkan di Aceh Tamiang, P. Awe, pada 14 Februari 1977, menyelesaikan pendidikan formalnya dari mulai tingkat dasar hingga menengah atas di Aceh Timur. Ia hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1997. Ia dinyatakan lulus dan mendapat predikat sarjana hukum pada 2004.

Dua tahun yang lalu, ia terjun ke dunia politik praktis. Ia menjadi anggota dan kemudian diangkat menjadi Ketua DPW PSI Aceh. Tak hanya itu, ia juga salah satu orang penting di Lembaga Bantuan Hukum PSI yang diberi nama Jangkar Solidaritas (Jaringan Advokasi Rakyat Partai Solidaritas Indonesia).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved