Selasa, 30 September 2025

Pemerintah Targetkan 10 Juta Warga Miskin Terima Program Keluarga Harapan Tahun 2018

"Berdasarkaan pertimbangan tersebut ada perluasan dari 6 juta ke 10 juta. Tahun 2018 sudah tentu diperlukan persiapan lebih awal,"

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Eri Komar Sinaga
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan penambahan sekitar 4 juta warga miskin atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada tahun 2018 yang akan menerima Program Keluarga Harapan (PKH).

Tahun ini, KPM yang menerima PKH baru berjumlah 6 juta.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat mengungkapkan penambahan tersebut karena Presiden Joko Widodo menilai PKH cukup efektif mengurangi kemiskinan.

"Berdasarkaan pertimbangan tersebut ada perluasan dari 6 juta ke 10 juta. Tahun 2018 sudah tentu diperlukan persiapan lebih awal," kata Harry Hikmat dalam Forum Merdeka Barat 9, di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Juma (18/8/2017).

Baca: Jokowi: Pesan Penting 17 Agustus Kemarin Adalah Keberagaman

Peningkatan jumlah KPM tersebut tentu berdampak pada anggaran.

Jika pada tahun ini anggaran yang dibutuhkan adalah Rp 11,3 triliun maka tahun depan anggaran akan ditingkatkan menjadi Rp 17,3 triliun.

Sehubungan ada berbagai macam bantuan dari Pemerintah, Harry mengatakan dana PKH yang sebelumnya banyak digunakan masyarakat untuk dana pendidikan dan kesehatan bisa berkurang.

Baca: Jokowi Tak Puas Dengan Peringkat Indonesia di Posisi 91 Dalam Kemudahan Berbisnis

"Untuk pangan 2018 direcanakan mereka dapat bantuan pangan dan upaya lebih serius melalui program sosial ekonomi melalui kelompok usaha bersama, pelibatan mereka jadi pemegang elektronik warung," kata dia.

Karena itu, Harry menekankan PKH tidak sekadar untuk meringankan beban masyarakat miskin namun juga untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Pemerintah, kata Harry, ingin melalui program kelompok usaha bersama, masyarakat tidak lagi bermental tinggal menerima.

"Mental mereka jangan sampai mental menerima bansos (bantuan sosial) tetapi bisa meningkatkan produktivitas dengan cara perubahan perilaku yakni pendampingan intensif," kata Harry Hikmat.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan