Yasonna Ingin ada Alat Canggih Hindari Peredaran Narkoba di Lapas
Yasonna mengatakan dirinya telah membicarakan hal tersebut dengan Menkominfo jauh sebelum kejadian
Penulis:
Imanuel Nicolas Manafe
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menginginkan adanya alat canggih yang mampu menghindari para narapidana bisa mengendalikan narkoba dari dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).
Yasonna mengatakan dirinya telah membicarakan hal tersebut dengan Menkominfo jauh sebelum kejadian beredarnya impor ekstasi seberat 1,2 ton di Lapas Batu Nusakambangan.
"Saya sebetulnya sudah bicara dengan Menkominfo jauh-jauh sebelum ini," ujar Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Yasonna mengatakan saat ini belum ada alat yang precise (tepat), yang tidak mengganggu penduduk sekitar Lapas.
"Karena kalau di-jammed kadang-kadang penduduk di sebelah itu bisa terganggu. Jadi kita harus punya alat-alat teknologi yang betul-betul precise untuk itu," ucap Yasonna.
Soal pencopotan Kalapas Batu Nusakambangan, Yasonna menilai pencopotan tersebut adalah konsekuensi dari kelalaiannya.
Yasonna mengatakan Abdul Haris harus bertanggung jawab atas peredaran narkoba jenis ekstasi seberat 1,2 ton tersebut.
"Ya memang konsekuensinya begitu. Siapa pun itu, apa pun itu harus bertanggung jawab," ujar Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/8/2017).