Pakar: Maaf Arief Poyuono Tak Bisa Begitu Saja Hapus Pesan Samakan PDIP Dengan PKI di Mata Publik
"Sebab, pesan tersebut telah ter-saving (tersimpan) di peta kognisi khalayak atau publik yang menerimanya,"
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesan komunikasi politik tidak dapat ditarik kembali dengan upaya apapun.
Meskipun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono membuat pernyataan minta maaf bermaterai.
Pakar komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing mengatakan pernyataan Arief Poyuono yang menyebut wajar PDI Perjuangan disamakan dengan PKI telah terlontar dan tersimpan di publik.
"Sebab, pesan tersebut telah ter-saving (tersimpan) di peta kognisi khalayak atau publik yang menerimanya," ujar Emrus kepada Tribunnews.com, Rabu (2/8/2017).
Karena itu, kata Emrus, pernyataan maaf tidak bisa menghapus begitu saja pernyataan yang bisa jadi sesat dan menyesatkan itu.
Lagi pula, lanjutnya, bagi khalayak yang menerima pesan tidak bisa menghapus sama sekali kogisinya dari pesan yang diterima.
"Menurut pengamatan saya terhadap perilaku komunikasi politik dari aktor politik di Indonesia, masih ada elit partai di negeri ini belum mengindahkan aksiologi (etika dan moral) dalam melakukan tindak komunikasi politik," katanya.
Masih adanya elit partai belum mengindahkan aksiologi komunikasi politik dan lontaran pesan komunikasi politik, tentu menjadi sebuah pelajaran.
Menurutnya pengurus dan elit partai wajib belajar Etika, Moral dan Filsafat Komunikasi Politik.
Menyamakan partai tertentu dengan sebuah partai yang sudah dilarang keberadaanya, menurut Emrus, bisa menyesatkan publik.
Sebab, menyamakan sebuah partai tertentu dengan partai terlarang, bisa berpotensi menempatkan partai tertentu sebagai musuh bersama.
Tentu ini sangat tidak sesuai dalam membangun komunikasi politik yang beradab di negeri ini.
Karena itu, sangat wajar bahwa pernyataan Arief Poyuono tersebut membuat berang kader PDIP.