Selasa, 30 September 2025

Mendikbud: Tentara di Perbatasan Bisa Diberdayakan untuk Mengajar

Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya secara perlahan mendorong semua daerah di Indonesia mulai meningkatkan fasilitas dan tenaga pengajar

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy, resmikan acara Uji Gelar Pentas Ekspresi Seniman Jalanan di Gedung Kementerian Pendidikan RI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2017). Acara tersebut merupakan panggung musisi jalanan untuk mempromosikan karya-karyanya kepada para pengelola tempat umum. TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya secara perlahan mendorong semua daerah di Indonesia mulai meningkatkan fasilitas dan tenaga pengajar, baik dari segi kualitas dan kuantitas untuk memuluskan rencana pemerataan pendidikan yang berkualitas.

Tak terkecuali di wilayah-wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain.

Hal itu berkaitan dengan program zonasi dalam penerimaan siswa baru yang bertujuan memeratakan siswa baik secara kuantitas maupun secara kualitas.

Untuk tenaga pengajar bahkan Muhadjir menyebut tidak menutup kemungkinan profesi di luar guru ikut membantu mengajar di perbatasan, termasuk tentara.

"Kami masih kesulitan untuk membuka lowongan tenaga pengajar sehingga secara kuantitas belum mencukupi untuk menerapkan sistem zonasi yang merata dan berkualitas. Untuk itu kami akan berdayakan siapa saja untuk membantu mengajar, termasuk memberdayakan tentara di wilayah perbatasan," katanya.

"Tentu dengan pemberian sertifikat khusus," terangnya di Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Kesulitan dalam melakukan pemerataan kualitas pendidikan itu memaksa Kemendikbud kini mengadakan pelatihan kepada guru agar dapat mengajar lebih dari satu mata pelajaran.

Saat ini menurutnya sudah ada 14 ribu guru SMK yang memiliki skill ganda dan pada tahun 2019 Kemendikbud menargetkan 20 ribu guru.

"Apalagi nanti kami akan buat sistem khusus pada zona tertentu untuk bangun sekolah satu atap mulai SD, SMP hingga SMA. Guru tidak masalah bisa menguasai lebih dari satu mata pelajaran, apalagi bila mata pelajaran yang diampu berasal dari satu rumpun seperti IPA dan matematika," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved